Eps 12. Tempat Tinggal Baru

384 29 0
                                    

Ini adalah karya kolaborasi yang berarti karya yang di buat bersama. Antara authour (@Patimah_WIZONE/ Siti_One_it) dan twins_identik/Patonah_Wizone.

Jadi jangan hanya mengenali satu penulis, kenali juga penulis yang lainnya ok 😊😊😊

Jadi jangan hanya mengenali satu penulis, kenali juga penulis yang lainnya ok 😊😊😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kecanggungan kembali terjadi saat Kasih sudah duduk di samping kemudi. Sebenarnya tadi Kasih sempat menolak saat Rega memintanya untuk duduk di sampingnya. Mau bagaimana pun hanya Flora lah yang berhak duduk di samping Rega.

Tapi dia juga tidak mungkin duduk di belakang dan membiarkan suami sahabatnya itu menyetir layaknya supir.

Jadilah dia memilih untuk duduk di samping kemudi. Dengan perasaan yang canggung. Berdua seperti ini justru semakin membuat Kasih merasa bersalah pada sahabatnya.

Akhirnya Kasih memilih untuk menatap kearah luar jendela dan membiarkan Rega fokus mengemudi.

🌾🌾🌾

Arkana mendongak saat mendengar suara kursi di depannya itu di tarik dan di duduki oleh seseorang. Setelahnya terdengar suara helangan nafas dari mulut Arkana saat mendapati sosok wanita yang tidak ingin ia temui sudah duduk dengan manis di sebrangnya.

Ekspresi wajah Arkana berubah menjadi datar dan tatapan tajamnya ia layangkan untuk wanita di depannya itu.

"Selamat siang, sayang." Sapa wanita itu tidak lain adalah Jelita. Atau akrab disapa Lita.

Wanita yang sejak masa kuliah selalu mengikutinya seperti seorang penguntit.

"Apa yang kau lakukan disini." Nada suara Arkana tampak ketus saat mengatakan hal itu pada Lita.

"Tentu saja aku ingin menemanimu makan, karena aku tahu sayangku ini paling tidak suka jika makan seorang diri." Balas Lita dengan senyuman manis di bibirnya. Dia seolah tak peduli dengan tatapan tajam yang di tunjukkan Arkana padanya karena baginya tatapan tajam itu di ibaratkan seperti cinta Arkana untuknya. Gila memang.

"Aku tidak butuh di temani. Jadi pergilah, kehadiranmu itu justru menghilangkan selera makanku." Ucapan Arkana tampak kejam. Tapi siapa yang peduli. Toh, ia memang merasa tidak nyaman jika di ikuti hampir setiap hari oleh wanita itu.

Lita semakin tersenyum dengan lebar saat mendengar ucapan Arkana.
"Sayang kau marah seperti ini justru terlihat menggemaskan dimataku."

Arkana menghela nafasnya saat mendengar ucapan Lita. Ia benar - benar tidak mengerti akan jalan pikiran wanita di depannya itu.

Melihat kediaman Arkana, membuat Lita tampak tersenyum dengan senang. Seolah Arkana memberikanya lampu hijau untuk mendekatinya.

Arkana dengan cepat menghabiskan makanan pesanannya itu. Ia pikir jika ia memilih untuk makan di cafe Sisilia ia tidak akan bertemu wanita ini tapi lihatlah ia justru tetap bertemu dengannya.

Kasihku Pemilik Hatiku (Kasih & Arkana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang