Bila hadirku memang bagaikan duri di ujung jalan. Yang bahkan setelah kau matI-matian melewan lelahnya jarak yang terbentang, namun yang kau dapati hanya sempurna kesakitan, maka biarkan aku pelan-pelan pergi. Perlahan, tapi pasti. Berjuang kembali memperbaiki hati, setelah sekian lama terbang lalu terhempas jatuh sendiri. Biarkan aku berjalan mundur, dengan hati-hati. Tanpa menyakiti diri sendiri. Biarkan aku berlari lagi, tanpa rasa sesal, tanpa rasa kesal.
Namun, jika aku adalah orang yang kau nantikan. Jika aku adalah oase di tengah dahaga menaunmu. Jika aku adalah terik di tengah badaimu, bertahanlah. Beri aku waktu untuk membuktikan. Meski mungkin tak seindah yang kau bayangkan, hatiku tetap semurni lautan. Kasihku akan slalu selembut sentuhan. Cintaku adalah sebenar-benar ketulusan. Izinkan aku memperjuangkanmu. Menumbuhkan diriku, menyembuhkan lukamu. Menumbuhkan dirimu, menyembuhkan lukaku. Beri aku ruang untuk melembutkan hatiku, menguatkan tekadku. Beri aku waktu, bahwa memang berada di sisimu adalah takdir yang pernah keliru.
Dan, jika rasamu masih abu-abu, perkenankanku, untuk setiap malam dan pagi, setiap hari, mengucap mantra suci. Memenuhi hari-hariku, untuk mendoakan yang terbaik bagimu. Dengan atau tanpa hadirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somniare
Short StoryAku harap duniaku hanya kamu. Cerita-cerita yang kutulis, lagu-lagu yang ku nyanyikan, foto-foto yang ku pajang, aku harap semua hanya tentangmu. Memikirkanmu, berbicara tentangmu, berusaha untukmu tentu sangat menyenangkan. Pun sudah pasti melelahk...