Lekukan Bibir Kelu

1 0 0
                                    

Lekukan bibir di depan cermin kutemukan kelu. Lelah berlaku setelah lika-liku penuh luka. Di saat yang bersamaan, sungai air mata kering, jiwa-jiwa berguguran, hingga gigil rasa yang membeku. Tak pernah mudah bertemu dengan perempuan yang pernah ia amati dari dekat. Ia doakan dari kejauhan. Ia sayangi dalam dekapan. Tiba-tiba bermetamorfosa menjadi orang yang sempurna asing. Dijabatnya tangan itu, dingin yang ia rasa. Ditatapnya mata itu, perih yang ia rasa. Debar yang dulu buatnya gugup, kini berubah menjadi getaran getir. 

Kemudian ia duduk tepat di depan perempuan yang menghiasi hari-harinya dengan suara lembut yang menenangkan, namun kini ia harus sedikit lebih berjuang, untuk menenangkan hati dan pikiran. Senyumnya tak lagi membahagiakan.

Sampai di mana ia akhirnya berpisah. Dilihatnya punggung perempuan itu. Perempuan yang selalu berpamitan sambil menoleh ke belakang, dengan matanya yang semakin mengecil, terdorong senyum merekah yang menarik lesung pipinya. Kini ia harus menerima, mungkin perempuan yang ia temui hari ini adalah perempuan yang sama. Namun tidak dengan hatinya.

SomniareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang