Pada Batas-Batas Malam yang Kau Tebas

6 3 0
                                    

Pada batas-batas malam yang kau tebas, ada mataku, menyelinap di ruang rahasia yang kau namakan bilik kepercayaan. Aku membaca, tentang mimpi-mimpi yang kau ikat rapat, tergantung sebelah jendela. Aku mendengar, keinginan-keinginan yang mengalun menggetarkan cermin kecilmu. Aku membaca sajak-sajak masa depan, yang kau tulis dengan keyakinan. Hingga tiba-tiba malam datang, dan kau menutup matamu rapat-rapat. Kau khawatir tentang gelap. Kau cemas dengan apa yang tak bisa kau kecap. Kau takut bersama dengan ketidakpastian akut.

Lalu jendela terbuka. Angin malam, membelai kelambu abu-abu. Menyibak penat yang memikat. Kemudian perlahan masuk pada rongga dadamu yang sesak. Buram bertabur dahak. Terserap nadi, tercampur hati. Degap yang selama ini memekakkan telingamu sendiri, perlahan jadi melodi.

Kau buka matamu. Malam masih panjang, sepanjang penantian. Sepanjang waktu bertahan di ruang kepercayaan. Sepanjang waktu menunggu bersama cemas-cemas yang kiam hari kian memanas. Sepanjang waktu menguatkan tubuhmu sendiri, untuk tetap berdiri.

Kemudian kau menyadari, pukul 04.00 pagi adalah masa paling sulit. Kala semua gelap telah kau lalui, kala semua sesak telah kau resapi, cahaya yang kau yakini datang kini bagaikan fatamorgana di lautan padang pasir. Terbayang namun tak juga kau gapai. Terlihat namun tak juga kau capai. Hingga yang kau yakini datang pagi itu, membuatmu menangis dengan mata terbuka. Menatap ke langit, yang bahkan bintangpun tak satupun menyapamu. Lututmu bertemu keresahan, sujudmu bertemu kepasrahan. Hanya bibirmu, yang kali ini mendoakan apa yang telah dilakukan tangan dan kakimu. Memasrahkan apa yang di khawatirkan kepala dan hatimu.

Dan, sebelum tanganmu kau telungkupkn ke wajah dengan sempurna, cahaya yang sebelumnya mustahil, datang dengan jahil. Menertawakan air mata yang kau jatuhkan, memeluk doa yang kau udarakan. Di balik jendela, ia menulis, "Kamu lebih kuat untuk hadiah Tuhan selanjutnya." Dan, malam-malam kau tebas dengan lebih keras, kamu duduk lebih mantap, berdiri lebih kuat. Dan mataku, kini bisa tenang terlelap.

SomniareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang