Hari-Hari Kosong

3 1 0
                                    

Hati kita ibarat hari-hari kosong dengan awan-awan hitam sesekali mengitari langit-langitnya. Yang disinari cahaya dan dilewati angin-angin senja. Kemudian, dalam kekosongan kita melukis inci demi inci pepohonan, agar tanahnya tak mudah merekah. Kita tempel dengan bunga dan rerumputan agar subur. Kita terbangkan layang-layang agar sedikit menyenangkan. Sampai tiba waktunya badai datang. Mendung yang selama ini hanya berisikan hujan, kini jadi komunikasi petir dan kilat, saling bersahutan. Angin senja yang selama ini hanya menerbangkan layang-layang, kini ikut menerbangkan bunga-bunga dan pepohonan yang kita tanam. 

Hingga badai berhenti, dan hari menjadi seperti biasa, taman yang kita gambar seketika porak poranda. Pohon-pohon tumbang, layang-layang putus, dan bunga-bunga berguguran. Hari-hari kita menjadi sunyi. Tangan-tangan kita seakan lumpuh. Sampai suatu waktu, di sela-sela rakahan tanah, mengintip satu daun dari balik bunga yang mati. Lalu cahaya membuatnya semakin tinggi dan tinggi dari waktu ke waktu. Dan hari-hari kita kembali seperti semula. Pohon-pohon, angin senja, bunga-bunga, layang-layang kembali. Dan, satu hal yang membuatnya lebih berwarna. Hari itu, telah lahir sebuah HARAPAN.

SomniareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang