Ombak Memori

2 1 0
                                    

Yang berjalan hanya waktu, tidak untuk kenangan. Yang berlalu hanya kejadian, tidak untuk ingatan. Bahkan ketika seluruh sel otakku, berjibaku  menghapus ingatan tentangmu, justru dengan sempurna kepalaku menggambar indahnya tatapanmu. Bahkan ketika mataku terpenuhi keindahan hari-hari, justru dengan jelas hatiku mengukir namamu.

Semua percakapan yang kita bagi, halaman demi halaman momen yang kita jalani, kumpulan kata yang kita uraikan, bahkan hingga tangis yang kita tumpahkan bersama, masih abadi di tempat yang kunamai memori. Terekam lengkap, tanpa ada satu adegan pun yang terlewatkan.

Kemudian sesekali rekaman itu terputar kembali, tanpa aba-aba, tanpa sengaja. Seolah masa lalu memanggilku untuk mendengar suaramu. Menatap matamu. Layar ingatanku bersorak melihatmu kembali. Seperti sedang menonton film favorit, yang tak bosan meski diputar berkali-kali.

Namun tidak untuk ibu dari nadi-nadiku. Ia berdetak lebih kencang. Tersenyum dalam air mata. Bahagia dalam kesedihan. Ia seperti merasakan damainya ombak memori, namun di waktu yang sama ketakutan tergulung arus kenangan. Menikmati euforia reuni namun takut terjebak masa lalu, dan tak lagi beranjak. 

Kemudian kupejamkan mata. Tertidur. Memutuskan untuk menjadikanmu mimpi. Mimpi paling indah. 



SomniareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang