"SELAMAT PAGI!" teriak seorang gadis berpita warna pink menyapa seluruh murid di kelas.
"Pagi,"
"Ya,"
"Heum,"
"Alay,"
Jawaban itu lah yang keluar dari mulut teman-teman sekelas Anna. Tetapi, hal itu tak membuat semangat 45 untuk menuntut ilmu runtuh begitu saja.
"ANNA!"
Anna membalikan tubuhnya mendengar jeritan menggelegar. Kedua matanya membulat. "KANIA!"
Dua gadis bergaya bocah tersebut mulai berpelukan seolah tidak bertemu selama satu abad. Pelukan yang sangat membocahkan.
"Kamu kemarin kok gak jawab chat aku?" tanya Kania yang mulai menyiapkan buku pada pelajaran pertama nanti.
"Kemarin hape aku dipake sama Fero,"
Kania hanya berohria.
"Oh ya!" teriak Anna tiba-tiba.
"Ih kamu bikin aku kaget,"
"Maaf hehe," nyengirnya. "Kamu temenin aku yuk,"
"Ngapain? Ketemu Alister pasti?" tanya Kania menyipitkan matanya.
Anna mengangguk. Gadis itu sudah menarik Kania keluar. Jam masuk sekolah masih lima menit lagi. Dia rasa, menagih hutang pada Alister cukup pada pagi hari ini.
"Kita ke koridor kelas 11 ya? Emang mereka udah dateng? Kan mereka nakal. Pasti telat,"
"Semoga aja,"
Mereka berdua sudah berada di koridor kelas 11. Banyak tatapan kakak kelas yang memberi tatapan sinis, terpesona, dan tatapan bingung.
"Dek, pipinya merah. Lucu deh," ujar seorang cowok berperawakan berantakan.
"Makasih kak," jawab Anna tersenyum canggung. Dia menarik Kania lebih cepat. "Dasar genit,"
Bibir Anna melengkung ke atas saat mereka sudah berdiri di depan pintu yang bertuliskan 11 IPS 3.
"Ini?" tanya Kania diangguki Anna.
"Kak!" panggil Anna menahan seorang gadis yang memakai kaca mata.
"Apaan?" sewot gadis berkaca mata itu.
"Anak nakal udah dateng belum kak?"
"Apaan sih lu!? Anak nakal siapa? Di sini banyak anak nakal," gerutu kakak kelas tersebut.
Anna menggaruk tengkuknya. Rasanya alergi jika dia melontarkan nama anak nakal itu.
"Cepetan bisa gak sih!?" kesal gadis tersebut melihat adik kelasnya yang masih diam.
"Ih kakak marah-marah mulu. Kan Anna nanya doang," bela Kania memeluk lengan Anna.
"Alister kak,"
"Ngapain lo nyari Alister?"
Pertanyaan seseorang dari belakang membuat Aya dan Kania membalikan tubuhnya. Berbeda dengan gadis berkacamata yang sudah berlalu masuk.
"Ngapain lo nyari Alister? Mau rebut cowoknya temen gua hah?" tanya Meta galak.
"Dasar cabe! Dari awal tuh gua udah curiga sama lo berdua. Gak usah deketin Alister segala. Dia udah punya Jessie. Primadona dari kelas 11," ujar Zea.
Anna mengkerutkan keningnya. "Rebut dia dari Kak Jessie? Ih siapa juga yang mau wlek!"
"Terus lo ngapain ke sini!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER
Teen Fiction[CERITA INI AKU BUAT MURNI DARI HASIL HALUAN KU. JADI TOLONG JANGAN ADA YANG BERNIAT COPAS. HARGAI USAHA KITA SEBAGAI SESAMA AUTHOR WATTPAD. TERIMA KASIH] Alister. Nama yang terkenal untuk semua kalangan. Nama yang selalu tertulis manis di list buku...