"Kamu kemarin gakpapa kan? Katanya kamu berantem lagi ya? Lukanya udah diobatin belum?" tanya Jessie mengusap rahang Alister yang sedikit memar.
"Siapa yang kasih tau?"
Jessie menurunkan tangannya. Dia sudah gelapan sendiri. "N-ggak ada. Lagian kan ini muka kamu lebam semua. Aku khawatir tau. Mana hape kamu gak aktif,"
Alister melanjutkan kegiatan makannya. Tanpa mempedulikan ocehan gadis di sebelahnya.
"Al, kamu besok mau temenin aku gak?" tanya Jessie melingkarkan tangannya di lengan Alister manja.
"Kemana?"
"Ke mall. Kita nonton ya,"
"Gak bisa."
"Al..," Jessie memberi tatapan sedihnya, hingga akhirnya Alister mengangguk. "Yey! Love you,"
***
"Al, bangun dong. Aku udah selesai bacanya," Jessie membangunkan Alister yang tertidur di ruangan yang sangat dingin. Siapalagi kalau bukan perpustakaan. Tempat ternyaman untuk tidur.
Alister bangun dari berbaringnya. Mengacak rambut yang sudah berantakan. Semakin menambah ketampanannya. "Lama banget sih ah."
"Maaf. Tadi aku bingung mau yang mana. Soalnya ada pesanan Ghea juga," ringis Jessie. Gadis itu berdiri mengikuti Alister yang sudah berjalan keluar dari perpustakaan.
"Kamu mau kemana?"
"Bolos. Sana masuk kelas."
"Aku mau ikut!" Jessie berlari mengejar Alister.
"Nggak." Alister menahan Jessie. Mendorong gadis itu ke lorong untuk masuk kelas.
"Al—,"
"Masuk kelas atau besok gak jadi?" ancam Alister.
Ancaman itu berhasil membuat Jessie mengganguk pelan, "Aku duluan,"
Alister memastikan Jessie yang masuk ke dalam kelas. Kemudian dia berjalan ke arah berlawan.
Tepat saat dia ingin belok, tubuhnya terdorong karena tubrukan yang begitu keras dari depannya.
BRAK!
DUK!
"HUWA!!!"
"ANNA!"
Dua orang gadis sudah tergeletak di ubin sekolah. Tangisan keras mengisi koridor sekolah yang sepi.
Di sebelah mereka, terdapat seorang laki-laki yang sama sekali tak ada berniat untuk membantu. Hanya tampang datar saja yang ditunjukan.
"Kak, bantu," Kania menatap Alister sedih.
"Huaaa sakittt!!" isak Anna yang paling parah di sini.
Dengan ringisannya Kania berdiri pelan. "Sini aku bantu," ujarnya membantu Anna yang sangat memilukan.
"Kalo mau lari-lari tuh di TK. Bukan di sini."
Anna dan Kania menatap Alister. Cowok tersebut terlihat tak suka. Kali ini memang salah mereka.
"Minta maaf sama gua." perintah Alister songong.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER
Ficção Adolescente[CERITA INI AKU BUAT MURNI DARI HASIL HALUAN KU. JADI TOLONG JANGAN ADA YANG BERNIAT COPAS. HARGAI USAHA KITA SEBAGAI SESAMA AUTHOR WATTPAD. TERIMA KASIH] Alister. Nama yang terkenal untuk semua kalangan. Nama yang selalu tertulis manis di list buku...