37. KABUR

1.5K 159 16
                                    

Haii guyss!! Maaf yaa baru upload, aku baru ada waktu untuk buka apk wattpad. Soalnya lagi fokus PAS sm acaraa😭

Okeokee...


HAPPY READING!




📍📍📍




"Mike Atkiston adalah suami saya,"

Di saat itu juga bumi terasa berhenti berputar. Pasokan udara di ruangan ini seolah menipis. Kenyataan begitu mempermainkan hidup seorang Abel. Ada apa dengan dunia?

"Seharusnya saya yang menghancurkan hidup anda. Karena anda, hubungan saya dan suami saya merenggang!"

Abel menggelengkan kepalanya diiringi tetesan air mata yang mengalir, "Mike belum mempunyai istri. Tolong jangan ngaku-ngaku,"

"Saya dan Tuan Bratajaya tidak menjalin hubungan. Kami hanya berkerja sama untuk mengawasi pergerakan kalian," ucap Hena pelan.

"Saya juga berusaha memberikan Alister kasih sayang di saat keluarga kalian hancur. Karena saya memiliki seorang putra. Tapi Alister menganggapnya salah, dia kira bahwa saya ingin menjadi pengganti anda,"

Abel menggenggam tangan Ghea untuk menahan tubuhnya yang hampir terjatuh. Untuk menahan beban tubuhnya saja dia sudah tidak kuat.

"Lebih baik anda menjauh dari hidup Al dan Bratajaya. Anda tidak pantas hadir setelah menyakiti mereka,"

"Dan satu lagi, jauhkan Mike dan buang putri kecil kalian! Sampai kapan pun, saya tidak akan rela uang suami saya membiayai anak haram itu," Perkataan pedas Hena sebelum meninggalkan ruangan.

***

Alister berjalan dengan santai di lobby mewah milik perusahaan Bratajaya. Sesekali dia bersiul ringan, tanpa menggubris sapaan para karyawan.

"Om, bokap di mana?"

Markus yang sedang berbincang bersama seorang klien menjadi menoleh. Keningnya mengkerut melihat kedatangan Alister yang sangat ditumbenkan, "Tuan Bratajaya berada di lantai 5. Beliau sedang—-,"

"Oke."

Tanpa menunggu jawaban lebih, dia kembali melangkah memasuki lift khusus, sebenarnya lift dikhususkan untuk petinggi perusahaan. Mumpung dia anak petinggi perusahaan, jadi tidak ada salahnya bukan?

Ting!

Pintu lift terbuka di lantai yang dituju. Alister keluar, mulai mencari tempat yang pas, matanya menyipit, dan mulai mendekati sosok yang membelakanginya.

"Papi!"

Pria yang dipanggil pun membalikkan tubuhnya dan mulai berjalan mendekatinya,"Tumben sekali ke sini. Ada apa, Al?"

"Minjem salah satu detektif papi. Tapi yang handal." cetusnya tanpa basa basi.

"Untuk?"

"Minjem aja. Seminggu deh."

Bratajaya memberi sorot penuh curiga, "Jawab papi terlebih dahulu dengan tujuan yang pas,"

"Kalo papi gak mau pinjemin gakpapa. Biar Al bilang ke Om Markus," ketus Alister.

Helaan nafas terdengar dari Bratajaya, "Baik. Papi akan meminjamkannya, tapi hanya satu kelompok detektif dan seminggu. Karena begitu banyak tugas mereka untuk mengawasi musuh perusahaan,"

ALISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang