💓HAPPY READING💓
***
"KELUAR LO SEMUA!!"
"AH TEMPE LO! TATTO DOANG DIBANYAKIN, TAPI MAJU DIKIT LANGSUNG ADUH ADUH,"
"Nyindir gua lo?"
"Hah? Kagak ege," Gerald menyengir seraya mendorong manja lengan salah satu anggota Tevandes yang paling beda dari yang lain. Umurnya jauh lebih tua, bisa dibilang senior yang telat masuk. Namanya Bang Toib atau biasa dipanggil Bato, abang tatto. Toib memang bertatto dari leher sampai kaki. Mungkin kalau wajah bisa ditatto, dia bisa sampai wajah.
"Beneran nih gak ada isinya? Kosong bener," Satrio menendang barang-barang di setiap sudut ruangan.
"Ohh, apakah Tevandes sedang berkunjung ke Markas Drivon?"
Sosok Louis datang bersama anggota Drivon lainnya. Louis berdiri paling depan. Cowok bertindik itu terlihat tersenyum remeh, "Ada apa gerangan dateng pagi-pagi? Kunjungan?"
"Hahahaha!" Disambut tawa anggota Drivon.
Tangan Alister terkepal. Dalam hitungan detik dia berlari ke Louis dan kepalannya tepat mendarat di wajah Louis.
Louis masih bisa-bisanya tersenyum di kala bibirnya robek. "Kenapa heum? Ada yang hilang?"
"DIAM LO BANGSAT!" Alister kembali memberi bogemannya.
Louis mengangkat tangannya kepada teman-temannya agar tidak perlu membantunya. Dalam satu sentakan, dia menahan tangan Alister dan mendaratkan pukulan di rahang Alister.
"Inget, gua gak bakal pernah biarin orang di sekitar lo aman kalo lo gak kasih tau kebaradaan Siska!" desisnya tajam diakhiri tawa sinis.
Pernyataan Louis semakin menarik emosi Alister. Cowok itu menendang perut Louis hingga Louis tersungkur di lantai. Mata elangnya menembus manik mata Louis, serta telunjuknya mulai terangkat. "Nggak akan pernah gua biarin lo ketemu Siska lagi. Bahkan gua gak tau dia di mana. Semua ini karena lo. Mungkin dia udah mati bareng anaknya!"
"Anak?"
Alister tersenyum sinis melihat raut Louis yang menegang, "Siska hamil anak lo dan karena itu dia diusir. INI SEMUA KARENA LO!"
Alister menarik kerah Louis. Reaksi yang Louis tampilkan membuat kepalanya terasa mendidih. "LO LAKI-LAKI GAK BERTANGGUNG JAWAB, LO BRENGSEK! LO ANJING! LO TOLOL!"
"Al," Kevan menarik Alister yang terus membabi buta Louis dengan pukulannya.
Wajah Louis sudah babak belur, tetapi Louis terlihat tidak memberikan reaksi kesakitan sama sekali. Cowok itu hanya diam dengan tatapan kosong.
Sebenarnya mereka semua tidak mengerti apa yang dua ketua berbeda geng dan usia itu bicarakan. Siska? Anak? Pergi? Tanggung jawab?
"DAN TADI MALAM, LO DAN ANGGOTA LO MEMPERLAKUKAN ADIK GUA LAYAKNYA BINATANG. PUNYA OTAK GAK LO HAH!?"
"LO BAYANGIN ADIK GUA MASIH SMP DAN DIA NGALAMIN KAYAK SISKA? LO BENER-BENER GAK PUNYA HATI!"
Alister berteriak keras. Wajahnya memerah karena emosi dan menahan rasa sakit di tenggorokannya sebab teriakan yang keras.
"Di mana Siska?" Louis mengangkat kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER
Jugendliteratur[CERITA INI AKU BUAT MURNI DARI HASIL HALUAN KU. JADI TOLONG JANGAN ADA YANG BERNIAT COPAS. HARGAI USAHA KITA SEBAGAI SESAMA AUTHOR WATTPAD. TERIMA KASIH] Alister. Nama yang terkenal untuk semua kalangan. Nama yang selalu tertulis manis di list buku...