Anna dan Kania berjalan menyurusi koridor sambil bercengkerama. Mereka baru saja dari toilet untuk mengganti seragam menjadi pakaian olahraga. Hari ini ada pelajaran olahraga.
Tapi langkah kedua gadis itu terhenti ketika salah seorang gadis cantik menghalangi jalan mereka berdua. Bukan, ternyata dibelakang gadis itu terdapat tiga orang perempuan lagi.
"Siapa?" tanya Anna melontarkan senyumnya.
"Oh ini ya yang kemarin ngejambak rambut pacar lu," ucap gadis yang tadi menghalangi mereka berdua.
Anna dan Kania saling melirik. Mereka berdua tidak mengerti. "Maksudnya apa ya kak?"
"Nggak. Cuma mau bilang aja. Gak usah nyari sensasi kalau misalnya gak mau dapet sesuatu dari kita," ujar Zea, itulah nama yang tertera di nametag seragamnya.
"Sensasi apa? Emang kita ngapain?" tanya Kania.
"Ekhem," pandangan mereka beralih ke arah Meta. Gadis yang sedang memakai hoddie menutupi seragamnya itu. "Jadi gini, mendingan lo berdua gak usah deket-deket sama Alister kalau gak mau dapat sesuatu dari kita,"
"Kita berdua gak deket sama Alister kok," balas Anna dijawab anggukan dari Kania.
"Ck. Ribet lo berdua! Kita kasih tau aja nih. Jangan sampe lo berdua kena sama kita!" sewot Zea.
"Ze, Met, udahlah lagian gue juga gak masalahin kok," ujar suara lembut. Seorang gadis yang wajahnya sangat cantik, uh pintar sekali perawatannya.
"Ck! Kita kasih tau aja nih. Gak usah lo bela mereka lah Jes. Entar malah keenakan," sinis Meta.
Jessie memajukan langkahnya hingga berhadapan dengan gadis polos di depannya. "Hai! Salam kenal ya. Gue Jessie," sapanya mengulurkan tangannya.
Teman-temannya sudah melongo. WHAT!?
Anna menerima uluran tangan Jessie dengan senyum di wajahnya. "Hai kak! Aku Anna,"
"Iya, gue tau kok,"
"Tau dari mana kak?" tanya Anna setelah melepas jabatan tangannya.
"Cello sama obrolan anak-anak,"
Anna mengangguk. "Kakak pacarnya anak nakal itu ya?"
"Anak nakal?" tanya Jessie bingung.
"Iya! Anak yang berandalan itu loh. Yang bajunya gak pernah dimasukin, jelek, nakal, bandel, kalo ngomong kasar,"
Zea, Meta, dan Chika membulatkan mata dan mulut mendengar perkataan gadis ini. WHAT!?
Jessie tersenyum tipis. Dia paham apa yang gadis ini katakan. "Oh Alister. Iya, dia pacar gue,"
"Noh kan bener! Tapi kakak sama dia itu gak cocok. Kakak baik, dia galak. Kenapa kakak mau pacaran sama dia sih?" tanya Anna lagi.
Kania sudah menelan ludahnya. Berani sekali sahabatnya.
"Gila sih lo! Beneran!" decak Meta kagum.
"Nyawa lo ada berapa anjir?" Zea tak menyangka. Wow!
Jessie menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba gatal. "Hmm gak kenapa-kenapa sih. Dia baik terus ganteng. Kalau udah cinta ya gitu,"
Anna sempat tak percaya saat Jessie mendeskripsikan cowok nakal itu ada kata 'baik'. Oh positif thinking saja mungkin kebaikan cowok nakal itu hanya untuk pacarnya. "Kakak tolong bilang pacarnya ya. Kalau misalnya salah tuh minta maaf, jangan bandel dibilangin. Terus kalau sama cewek jangan kasar. Sama gak boleh ngomong kasar. Gak bagus,"
Jessie tersenyum, "Iya entar gue bilang,"
"Makasih kak. Saran aku, kakak jangan mau sama dia. Udah jelek, nakal lagi," bisik Anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER
Teen Fiction[CERITA INI AKU BUAT MURNI DARI HASIL HALUAN KU. JADI TOLONG JANGAN ADA YANG BERNIAT COPAS. HARGAI USAHA KITA SEBAGAI SESAMA AUTHOR WATTPAD. TERIMA KASIH] Alister. Nama yang terkenal untuk semua kalangan. Nama yang selalu tertulis manis di list buku...