Menyesap kopi sambil melihat rintik hujan didepan kaca ruang kantor beberapa minggu ini sudah jadi rutinitas tersendiri buat Wonpil, ramalan cuaca yang mengatakan bahwa 2 bulan kedepan kota Seoul akan dilanda musim hujan membuat Wonpil akhirnya memiliki rutinitas ini.
Tidak ada alasan seperti dia ingin melihat keindahan saat rintik hujan turun atau syahdunya suara gemericik hujan. Wonpil hanya senang setidaknya pikiran yang terus bergumul dikepalanya, ter-distract dengan banyaknya rintik air yang berebut untuk turun dipelupuk matanya.
Wonpli mengambil Hp di saku celananya dan melihat tiga panggilan tak terjawab dari perempuan yang sudah satu tahun menjadi kekasihnya, Jung Ara. Pikiran Wonpil melayang ke beberapa waktu lalu, sebelum dirinya resmi menyatakan cinta pada Ara dan perempuan itu menerima Wonpil menjadi kekasihnya.
Wonpil menghela nafas panjang dan kembali menyesap kopinya.
"Pil lu jangan ngeliatin ajaaa, deketin lah haduuuu. Mau diliatin sampe mata lu copot Ara mana tau lu suka sama dia"
"Gini aja gua udah seneng, udah gausah bawel lu ah Parkjinjin"
"Hadeehh cemen banget temen gua"
Wonpil kembali mengingat pertama kali dia menyukai Jung Ara, ialah pada saat melihat perempuan itu meneduh di depan halte kampus , Wonpil yang waktu itu juga berada di halte yang sama melihat Ara memberikan tempat duduknya untuk nenek-nenek dan bahkan memberikan jaketnya untuk nenek tersebut. Klise memang, tapi dimata Wonpil waktu itu, Ara benar-benar attractive karena Ara terlihat seperti orang yang memang sudah sering melakukan hal tersebut. Dengan kata lain Ara seperti orang yang sangat baik.
Sebenarnya tidak ada yang spesial dari Jung Ara, penampilan, tingkahnya dan lain sebagainya layaknya standar perempuan dan manusia pada umumnya . Yang beda hanya, cewe itu entah gimana caranya berhasil bikin seorang Kim Wonpil yang belum pernah tertarik sama cewek sampai sering diledek sama temen-temennya 'suka sama cowok alias gay' akhirnya tertarik dan mau menghabiskan waktunya untuk menghadiri pentas kampus dari siang sampai malam hari, hanya untuk memperhatikan stand milik Jung Ara.
Fyi, selama 7 semester Wonpil belum pernah sama sekali menghadiri yang namanya pentas seni kampus.
Wonpil hanya duduk di standnya dan melihat perempuan itu menggambar di kertas A4 yang diletakan di papan jalan lalu menggambar beberapa orang yang datang ke standnya. Iya, Jung Ara melukis ditempat, melukis orang-orang dengan hanya pensil, kertas dan papan jalan. Ara melukis dengan masih bisa tertawa dengan orang yang sedang di lukis, mengobrol dengan teman disebelahnya yang menjual minuman, dan lain sebagainya sampai membuat atensi Wonpil tidak berpaling dari Ara saat itu.
Wonpil teringat saat stand-stand sudah akan ditutup karena pentasnya akan segera selesai, temannya Jinyoung yang saat itu merasa gemas karena Wonpil hanya terus menerus memperhatikan Ara dari stand musik mereka akhirnya menarik tangan Wonpil menuju stand milik Ara dan temen-temannya.
"Dia mau dilukis juga bisa gak?"
"Yah udah mau tutup ni Nyong, kenapa gak dari tadi dah" salah satu teman Ara menanggapi permintaan Jinyoung.
"Yaelah Joo satu doang nih, temen gua pengen banget"
Wonpil yang memang dasarnya pemalu dan tidak banyak mengenal orang, cuma bisa menggaruk kepalanya awkward sambil mengutuk Jinyoung dalam hati.
"Ra, boleh gak?" kata Jinyoung ke Ara, padahal dia pun belum pernah mengobrol dengan Ara. Hanya saja, siapa yang tidak mengenal Park Jinyoung di Kampus?
"Duh kertasnya abis tapi nih"
"Gue ada nih..."
Semua yang ada disitu melihat ke arah Wonpil yang memegang gulungan kertas ditangannya, entah darimana Wonpil dapat kertas tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of 'Em - DAY6
FanfictionDay6 stories based on their song. - The story of 'em : Enam Hari - The story of 'em : Bittersweet - The story of 'em : This Too Shall Pass - The story of 'em : The Beginning of The End Re: Nonbaku. Some part contain 18+