Alvaro menatap bingung ke arah Adshila. Saat ini ia dan Adshila sedang berada di kamar nya. Tadi selepas pulang dari minimarket, Adshila seperti habis nangis. Itulah yang membuat Alvaro mengikuti langkah Adshila menuju ke kamarnya.
"Lo kenapa sih, dek?" Tanya Alvaro.
Adshila masih tiduran dengan memunggungi tubuh Alvaro. Sedangkan Alvaro, ia masih berdiri di belakang tubuh Adshila.
Adshila tidak menjawab pertanyaan Alvaro. Ia semakin terisak menangis. Hal itu membuat Alvaro melangkah maju mendekati Adshila.
Alvaro terkejut melihat wajah muram Adshila. Bahkan Adshila sedang menangis. Hal itu membuat emosi Alvaro muncul seketika.
"Siapa yang udah berani buat lo nangis, Shil?" Tanya Alvaro dengan penuh penekanan.
Adshila enggan untuk menjawab. Ia hanya diam dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Alvaro tidak terima ada orang yang berani membuat Adshila menangis. Bahkan, dirinya dan kedua orangtua nya tidak pernah membuat Adshila bersedih seperti ini.
Alvaro semakin mendekat ke arah Adshila. Ia membungkuk berusaha membuat Adshila bangun dari tidur nya. Adshila pun menurut. Ia menjadi terduduk di kasur nya sekarang.
Alvaro menaiki kasur Adshila dan duduk di sebelah nya.
Alvaro menghapus jejak air mata Adshila yang mengalir. Hatinya ikut bersedih jika adik tersayang nya menangis tanpa sebab.
"Lo kenapa?" Tanya Alvaro dengan lembut.
Adshila langsung memeluk tubuh Alvaro. Ia meletakkan kepalanya di pundak Alvaro.
Alvaro mengusap sayang rambut adiknya. Sesekali ia mengecup keningnya.
"Kak.. aku ketemu sama dia, aku benci dia"
Alvaro menaikkan sebelah alisnya. Ia tidak mengerti apa yang di katakan oleh Adshila. Ia membenci seseorang? Siapa yang dia benci? Pertanyaan itu muncul di otaknya Alvaro.
"Lo benci sama siapa Shil?"
Adshila diam sejenak ketika Alvaro bertanya. Ia bingung harus mengatakan apa. Ia tau jika kakaknya emosian. Ia tidak mau kakaknya melukai seseorang. Tapi ia juga butuh teman curhat.
"Sama Rio," ucap Adshila.
"Dia dateng lagi? Lo gak di apa-apain lagi kan?"
"Iya kak, dia dateng lagi"
"Ya udah, lo tenang aja ya. Selagi ada gue lo akan baik baik aja. Lo jangan khawatir. Gue bakal jagain lo selalu."
"Makasih ya kak."
Adshila tersenyum. Ia beruntung sekali mempunyai Alvaro sebagai kakaknya. Alvaro lelaki kedua yang Adshila sayangi setelah Dito pasti nya.
***
Arzachel sekarang sedang mengendarai motornya ke rumah Kenan. Jarak rumahnya dengan Kenan tidak terlalu jauh. Hanya beda kompleks saja.Arzachel telah sampai di rumah Kenan. Ia memarkir kan motornya di depan garasi rumah Kenan. Rumah Kenan cukup luas dan besar. Tapi, lebih mewah rumah Arzachel.
Arzachel berjalan ke arah pintu rumah Kenan sembari mengirim pesan kepada Alvaro.
Arza Aditya: Ro, gue dirumah Kenan. Lo kesini cepetan!
Setelah pesan terkirim, Arzachel memasukkan ponselnya ke kantong jaketnya.
Arzachel memencet bell rumah Kenan. Tak lama wanita paruh baya yaitu bi Tuti, pembantu nya Kenan, membukakan pintunya untuk Arzachel.
![](https://img.wattpad.com/cover/222641310-288-k330422.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARZACHEL
Fiksi Remaja(Harap follow sebelum membaca) **** Kisah seorang lelaki tampan tapi dingin yang bernama Arzachel Aditya Naufal Adiwijaya. Tekanan demi tekanan terus ia dapatkan dari masa lalunya. Ia memiliki wajah yang tampan dan dingin. Arzachel juga banyak disuk...