Part 11

7 1 2
                                    

Bell istirahat baru saja berbunyi 15 menit yang lalu.

Banyak siswa dan siswi berbondong-bondong untuk pergi ke kantin. Sama halnya yang di lakukan oleh Adshila, Clara dan Amel.

Sekarang mereka sedang duduk di bangku kantin dengan mie ayam yang berada di mejanya.

"Shil, Mel, gue mau ngomong. Boleh?" Ucap Clara.

"Ya elah, tinggal ngomong aja loh sampe minta ijin segala," balas Amel.

"Tau lo Ra, mau ngomong apaan sih?" Tanya Adshila.

Clara pun merasa gugup untuk jujur kepada kedua sahabatnya. Tetapi, jika ia merahasiakannya ia merasa tidak enak hati.

"Gu-gue udah punya pacar."

Adshila terkejut. Bahkan Amel yang sedang makan sampe tersedak oleh makanannya sendiri.

"Siapa?" Tanya Adshila.

"Ke-" belum selesai Clara menyebutnya. Seseorang sudah berada di belakang nya sambil merangkulnya.

"Hai, sayang."

Adshila dan Amel kaget. Jadi, pacar Clara itu Kenan Julian Altrezza. Sahabat dari kakaknya dan juga pacarnya, Arzachel.

"Ja-jadi pacar lo, Kenan?" Tanya Amel kepada Clara.

Clara hanya mengangguk dengan cengiran khasnya.

"Iya, gue pacarnya Clara. " tutur Kenan.

"Kok bisa sih, Ra?" Tanya Amel dengan wajah bingung nya. "Sejak kapan lo kenal sama Kenan?"

Karena setahu nya Clara tidak pernah bilang jika ia kenal dengan Kenan.

"Seminggu yang lalu." Balas Kenan.

"Eh, sempak. Gue nanya ke Clara ya bukan ke lo." Sarkas Amel.

Kenan duduk di sebelah Clara. Lalu meminum minuman Clara tanpa meminta izin.

"Ya suka-suka gue lah. Kan Clara pacar gue, jadi gue berhak dong bales pertanyaan dari lo."ucap Kenan tak mau kalah.

"Serah lo, deh"

Setelah itu tak ada lagi perbincangan antara mereka. Kini mereka tengah sibuk dengan makanannya masing-masing.

"Lah si kutil badak di cariin dari tadi juga, ehh udah nempel aja sama pacarnya. "

Kenan menghentikan makannya. Lalu beralih melihat Arzachel dan Alvaro yang sudah berada di dekatnya.

"Sirik ae, lo" balas Kenan.

"Ya lo tau tempat dong. Kalo mau pacaran tuh mojok sana. Kan kasian adek sama pacar gue jadi nyamuk" ucap Alvaro. Lalu duduk di sebelah Amel.

Adshila  yang melihat Alvaro sudah menempel dengan Amel hanya mendengus sebal. Lalu ia kembali memakan mie ayam nya yang masih tinggal setengah.

Arzachel yang melihat Adshila sedang makan, ia lantas duduk di sebelah Adshila. Menggeser makanan Adshila lalu memakannya tanpa meminta izin kepada yang punya.

Hal itu membuat Adshila mendelik kesal, lalu mencubit perutnya Arzachel dengan keras.

Arzachel meringis kesakitan. Lalu menatap Adshila tajam.

"Apa lo? Enak banget ya lo main makan aja makanan gue? Lo pikir gue takut sama tatapan lo itu ha?" Ucap Adshila dengan bersedekap dada.

"Gue laper."

Adshila semakin geram dengan balasan singkat dari Arzachel.

Lalu Adshila bangkit dari duduknya. Sambil mengucapkan "Ya udah, lo bayarin aja sekalian"

Setelah itu Adshila pergi dari kantin.

"Dek, mau kemana?" Tanya Alvaro dengan berteriak.

"Kelas."

Alvaro menatap tajam ke arah Arzachel.

"Lo sih Za, demen banget sih lo gangguin macan betina. Ngamuk kan dia."

Arzachel yang melihat Adshila pergi. Lalu mengeluarkan uang dari dompetnya dan memberikannya kepada Alvaro.

"Ya udah gue kejar dia dulu. Nih tolong bayarin." Ucap Arzachel lalu pergi mengejar Adshila.

Setelah mengatakan itu, Arzachel benar-benar pergi meninggalkan kantin. Lalu ia menyelusuri koridor sekolah dengan tergesa-gesa. Ia ingin ke kelas XI IPA 1, kelas Adshila.

Saat telah sampai di kelas Adshila. Setelah itu ia langsung masuk begitu saja.

Siswa yang berada di kelas XI IPA 1 itu langsung menatap ke arah Arzachel kaget. Arzachel lalu mengedarkan matanya mencari sosok Adshila. Ia melihat Adshila sedang membaca novel. Ia mendekat ke arah Adshila setelah itu menariknya secara paksa.

Lalu ia membawa Adshila ke taman belakang sekolah.

"Apaan sih, sakit tau." Ucap Adshila sambil mengelus tangannya yang sedikit memerah.

"Pulang sekolah nanti bareng gue."

"Gak, gue pulang bareng kak Varo."

"Gak bisa, nanti Alvaro mau jalan sama Amel.  Lo mau jadi nyamuk?"

"Pokoknya gak ada penolakan. Lo harus pulang bareng gue. Nanti gue tunggu di parkiran. " lanjut Arzachel, lalu ia pergi dari hadapan Shila.

"Apa-apaan dia main maksa-maksa gue. Dia pikir gue mau gitu pulang sama dia."

****

Bell pulang sekolah baru saja berbunyi. Adshila segera merapikan buku dan peralatan belajarnya ke dalam tas. Lalu ia menggendong tasnya di kedua pundaknya.

"Ra, Mel, gue duluan yah, dahh." Pamit Adshila segera pergi keluar kelas.

Adshila kini berjalan di koridor sekolah dengan sangat cepat, karena ia ingin menghindar dari Arzachel. Dan ia juga tidak mau pulang bersama Arzachel.

Setelah itu, ia melihat ke arah parkiran dan belum ada kehadiran Arzachel. Adshila senang, karena ia bisa terbebas dari Arzachel. Lalu ia berjalan arah halte.

Kini Adshila sedang duduk di halte tersebut sambil menunggu angkutan umum yang lewat.

Tetapi saat Adshila menunggu, motor sport berwarna hijau berhenti tepat di depannya. Ia bingung karena ia tidak mengenali lelaki tersebut.

Lalu Adshila dibuat kaget ketika lelaki tersebut membuka helmnya. Tubuhnya lemas, air matanya lolos begitu saja lelaki tersebut turun dari motornya dan berjalan ke arah Adshila.

"Hai, mau gue anterin?" Tanya lelaki tersebut yang tak lain adalah Rio.

"Gak usah, gue bisa sendiri." Jawab Adshila sambil mengusap pipinya yang basah.

Tanpa memperdulikan ucapan Adshila, Rio langsung menarik tangan Adshila.

"Lepasin gue!"

Rio tidak menghiraukannya. Ia seakan tuli dan terus menarik tangan Adshila.

"Gue bilang lepasin!" Teriak Adshila.

"Lepasin dia."

....

Hello guys...
Aku up lagi nih
Jangan lupa tinggalkan jejak ya..
Thank you❤

ARZACHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang