Part 6

10 6 4
                                    

Happy reading😍
Jangan lupa vote dan coment.

💛💛💛

Hari ini Arzachel tidak sekolah. Karena hari ini hari libur dan ia memanfaatkan hari libur nya untuk berdiam diri dirumah bersama Laras, mamanya.

Sekarang, hubungan antara Arzachel dan Laras sudah mulai membaik. Ia sudah sedikit menurunkan egonya. Ia juga tidak ingin Laras pergi dari hidup nya. Karena hanya Laras lah yang ia punya di dalam hidupnya.

Dan seperti sekarang ini, ibu dan anak tersebut sedang sarapan pagi bersama.

"Mau nambah, gak Za?" Tawar Laras.

"Gak usah, ma. Arza udah kenyang" jawab Arzachel dengan senyum yang sangat tipis.

Lalu laras pun hanya dapat mengangguk.

Setelah beberapa menit kemudian, mereka telah selesai sarapan. Lalu Laras membereskan alat makan yang kotor tersebut ke dapur.

"Gak usah, ma. Biar Arza aja yang bawa ke dapurnya". Ucap Arzachel sembari menahan tangan Laras ketika ingin mengangkat alat makan yang kotor tersebut.

Laras pun hanya dapat mengangguk dan tersenyum. Ia sangat bahagia, kebahagiaan nya telah tiba. Ia tidak perlu harta atau apapun itu. Karena harta yang paling berharga menurut nya adalah Arzachel seorang.

Setelah semuanya beres, Arzachel dan Laras berjalan ke ruang tengah. Berniat untuk menonton TV bersama.

Laras mengambil remote TV dan duduk di sofa. Sedangkan Arzachel, ia berjalan ke arah kulkas untuk mengambil makanan ringan. Lalu, ia kembali ke arah Laras dengan membawa makanan ringan tersebut. Ia meletakkannya di atas meja dan duduk di sebelah Laras.

Saat sedang asyik menonton, tiba-tiba orang yang tidak di inginkan Arzachel muncul dengan wajah tanpa dosanya.

"Mas Farhan," ucap Laras dengan terkejut.

Laras dan Arzachel bangkit dari duduknya dan mengarahkan pandangan nya kepada orang yang sedang berjalan ke arah mereka.

"Mau apa anda, kesini?" Ucap Arzachel dengan wajah datar.

Farhan melangkah ke arah Arzachel. Dan menatap anak semata wayangnya. Ketika hendak memegang kedua pipinya. Tangannya di hempaskan dengan kasar oleh Arzachel.

"Jangan pernah anda memegang saya dengan tangan kotor anda itu!" Titah Arzachel dengan menatap tajam Farhan.

"Papa kangen sama kamu, Za." Ucap Farhan.

"Apa? Kangen? Apa anda tidak mempunyai harga diri? Anda telah membuang kami seperti SAMPAH!" Ucap Arzachel dengan wajah marah.

Laras yang melihat wajah marah Arzachel langsung mengelusnya dan menenangkan nya. Bagaimanapun juga Farhan tetap ayah kandungnya Arzachel. Jadi ia tidak mau Arzachel menjadi durhaka karena telah kasar kepada ayahnya.

"Sabar, Za. Mama mohon jangan emosi," ucap Laras menenangkan emosi Arzachel.

Tapi Arzachel tidak mendengarkan ucapan Laras. Ia menghajar rahang Farhan. Karena emosi nya tidak bisa di tahan lagi.

"ARZA!" jerit Laras.

Farhan mengusap darah bibirnya. Kemudian ia bangkit dan menoleh ke arah Laras.

"Apakah begini kamu ngajarin seorang anak, Laras?" Tanya Farhan dengan sinis.

"Jaga ucapan anda! Mama tidak pernah mengajarkan ini kepada saya, mama hanya mengajarkan kebaikan kepada saya. Justru ini saya hanya menirukan apa yang telah anda lakukan di masa dahulu. Tempramen bukan?"

Farhan diam, ia hanya mendengar apa yang di ucapkan Arzachel. Lalu ia mendekat ke arah Arzachel.

"Iya kamu benar, lalu apakah kamu mau meniru papa untuk selingkuh?" Tanya Farhan dengan senyum seringainya.

Arzachel mendidih mendengarnya.

"Bahkan anda tidak malu untuk mengatakan ini di depan saya. Dan bahkan, saya juga tidak sudi untuk memanggil anda dengan sebutan papa."

Laras hanya menangis melihat pertengkaran antara anak dan ayahnya.

"SUDAH!" Teriak Laras.

"Tolong hentikan. Apa kamu belum puas apa yang telah kamu lakukan terhadap kami? Jadi sekarang kamu pergi, aku gak mau lihat Arza emosi lagi lihat kamu."

"Belum, aku belum puas. Dan lihat saja, masalah kita belum selesai." Ucap Farhan dengan seringainya. Kemudian ia membalikkan tubuhnya dan melangkah keluar rumah.

Laras menangis sejadi-jadinya. Ia tidak habis fikir Farhan sebejat itu. Ia kira Farhan datang kesini untuk meminta maaf, tapi tidak ia hanya ingin mencari masalah.

Arzachel memeluk tubuh rapuh Laras. Ia ikut sedih karena orang yang telah melahirkan nya terluka sedalam ini.

Dan ia berjanji kepada dirinya, bahwa ia akan menjaga Laras. Ia tidak akan membiarkan Laras terluka dan menangis lagi. Ia akan membahagiakan Laras setiap harinya.

Inilah kehidupan asli Arzachel. Sifat dingin yang ia miliki hanya bentuk kemarahannya. Ia berharap, semoga kedepannya ia dan mamanya terus bahagia. Sudah cukup penderitaan yang ia alami selama ini. Ia tidak sekuat yang orang lain pikirkan. Ia juga mempunyai sisi terapuhnya.

Ya tuhan, sudah cukup cobaan yang engkau berikan kepada Arza dan mama. Arza mohon, berikan kebahagiaan kepada mama. Biar Arza saja yang menderita. Tapi tolong jangan mama. Batin Arzachel dengan air mata yang mengalir begitu saja.

.....

Sedih banget nulis page ini:(

Ini khusus tentang kehidupan kelam Arza.
Tapi masih ada lagi sih masa kelam Arza bersama Rani.

Penasaran siapa itu Rani?

Dan apakah Arza akan kembali kepada seorang Rani?

Duhhh penasaran banget. Makanya tunggu aja ya😅

Vote dan coment nya jangan lupa ya guys😍😘

Bye..

ARZACHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang