Suasana terlalu hening pagi itu. Mungkin memang masih terlalu pagi saat Jungkook sadar bahwa ada sosok lain di ranjangnya. Ia membuka sedikit matanya dan kali ini benar-benar sadar bahwa memang ada sosok lain di sampingnya. Ia bangkit perlahan dari tidurnya lalu duduk terpaku menatap punggung yang kini masih terlelap di alam bawah sadarnya. Pria itu tersenyum. Entah apa yang dipikirkannya saat itu, namun senyuman adalah salah satu ekspresi yang dapat menggambarkannya. Perlahan ia bangkit untuk membersihkan diri dan meninggalkan punggung itu seorang diri.Saat ia kembali dari kamar mandinya sosok itu tak lagi terlelap. Soora duduk bersila dengan separuh badan masih tertutup oleh selimut tebal putih itu. "Pagi," sapa Jungkook saat mendapati wanita itu telah bangun dari tidurnya.
Jungkook berjalan di ruangan itu dengan teramat santainya. Hanya dengan mengenakan handuk putih yang dililit di pinggangnya ia berjalan mondar-mandir untuk mengambil pakaian yang tersimpan di lemari ruangan itu, sementara Soora hanya memandangnya dengan wajah kuyu dan rambut yang terlalu acak-acakan. "Kenapa aku bisa di kamarmu?"
"Kau tak ingat?" Jungkook berbalik tanya saat mengenakan kaus biru tuanya itu.
Soora menghela napas sesaat sebelum menggelengkan kepalanya. "Kau mabuk," jawab Jungkook seadanya sebelum kembali ke kamar mandinya dan telah mengenakan celana pendeknya saat kembali ke ruangan itu.
"Shit," umpatnya pelan.
Barulah ia sadar bahwa ia tak lagi mengenakan casual dress yang terakhir kali ia gunakan saat datang ke rockbar tadi malam. Kini ia telah menggenakan gaun tidur satin atau lingerie super mininya dan kali ini juga ia benar-benar lemas. "Bajuku?"
Ia sudah siap mendengar kenyataan buruk yang sangat ia hindari. "Kau memuntahiku," balas Jungkook. "Damn it, Soora Kau tak mengingatnya?"
"Seperti yang kau katakan aku mabuk."
"Kau yang mengganti bajuku?" tanya Soora lagi.
Pria itu mengangguk. "Shit, Jungkook! Kau melihatku telanjang?" tanya wanita itu tak percaya.
"Aku sudah melihatmu telanjang ribuan kali dulu. Kau lupa itu?" ujar Jungkook bagai angin lalu.
Hening kembali menyapa ruangan itu saat Jungkook menuangkan segelas jus jeruk dari lemari pendingin kamar itu dan memberikannya pada Soora yang masih berusaha mencerna kondisi pagi ini. "Lalu kenapa aku tidur di kamarmu?"
"Karena kamarmu ditiduri Nara dan Miwaa."
"Dimana kau tidur?" tanya Soora yang langsung panik mendengar fakta itu.
Jungkook menunjuk ranjang yang ia tempati sambil kembali fokus pada ponsel yang ada di tangannya. Ada begitu banyak pekerjaan di dalam sana yang menuntut perhatiannya. "Kita tidur bersama?" tanya Soora ragu yang dijawab dengan anggukan oleh pria di hadapannya itu.
"Shit," umpat Soora dengan napas yang berat.
Mendengar umpatannya, Jungkook menatap wanita itu lalu tertawa. "Kita tidur bersama secara harfiah, jangan berpikir berlebihan. Kau memuntahiku ingat."
Secercah kelegaan terpampang nyata di wajah Soora dan hal ini mengundang seringaian di wajah Jungkook "Kau takut bila kita tidur bersama, kau akan kembali mencintaiku?"
Soora bangkit dari ranjang itu lalu menatap malas ke arah Jungkook "Takut? Untuk apa? Bahkan aku tak peduli kepadamu."
Jungkook mengangguk-angguk. "Kau benar-benar lupa apa yang kau ucapkan tadi malam?"
Soora hanya mengedik dan keluar dari ruangan itu.
000
Guyuran air dingin membuat wanita itu seakan benar-benar kembali kepada realita. Ia masih berusaha keras berpikir apa sebenarnya yang ia katakan saat mabuk tadi malam. Di bawah kucuran air ini, ia masih mengutuk dirinya yang sangat lemah terhadap semua jenis alkohol di dunia ini. Soora masih berusaha mengingat sepenggal demi sepenggal kejadian tadi malam. Ia hanya mengingat ia meminum beberapa gelas cosmo lalu berdansa dengan Jungkook. Ia seperti tercekat dan tak dapat bernapas saat kelebatan ingatan itu kembali pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Divorce [JJK]
ChickLit"Aku ingin kita memulai dari awal lagi," ujar pria itu seperti berbisik. "Jungkook," hanya namanya yang keluar dari mulut Soora. Jungkook masih menatap wanita itu dan tak berniat sedikitpun untuk mengalihakan perhatiannya. "Aku ingin kita memulai da...