3

454 57 1
                                    

Pancake yang semulanya menggugah selera seketika berubah menjadi seperti tumpukan terigu yang terbalut dengan susu dan telur saja tanpa makna. Ia hanya menghela napas sejenak sebelum kembali menyesap minuman paginya untuk selanjutnya mengantarkan Nara ke sekolahnya.

Baru saja bayangan puteri semata wayangnya itu lenyap dari tatapannya, Soora langsung memacu sedannya menuju kantor tempat ia bekerja. Dalam hati ia terus berdoa agar kemacetan ala Seoul tak terjadi pagi ini. Kekhawatirannya bukan disebabkan oleh somasi oleh seorang senator yang merasa terusik kehidupan pribadinya karena ketahuan menyelewengkan dana, namun karena Jimin. Ia merasa bersalah pada pria itu. Soora tahu bila terjadi satu masalah pada departemennya, Jimin akan menjadi tameng dari segalanya. Sangat disayangkan doa paginya kali ini tak dikabulkan karena Gangnam macet total. Suara keras dari klakson taksi biru di jalanan ini bahkan terdengar olehnya sangat jelas di dalam mobil. Ia terjebak di jalan itu satu jam lamanya sebelum berhasil menghambur masuk ke kantornya. Bahkan lift terasa bergerak sangat lama saat ini.

Sosok yang ia dapati pertama kali saat memasuki lantai itu adalah Daniela yang tengah menatapnya pongo dengan dua gelas kopi di tangannya. "Pagi, Maam," sapanya lalu memberikan gelas itu kepada wanita yang terlihat belum sanggup mengendalikan napasnya.

Diterimanya gelas itu dengan senang hati lalu menatapnya sesaat. "Jimin?" tanyanya.

"Apakah ia sudah datang?" tanya Soora yang berjalan bersamanya ke ruangannya.

Ia mengangguk. "Bahkan ia sekarang tengah bersama Micha Sajangnim di ruang rapat."

Soora tak dapat menutupi keterkejutannya. "Apa yang kau katakan tadi? Dia bersama Micha"

Kembali Daniela mengangguk. "Apa yang ia lakukan sepagi ini?"

Daniela tersenyum sarkastik kepadaku. "Kantor kita disomasi pagi ini. Kau tak melupakan hal itu, bukan?"

"Aku tahu, tapi ini hal yang biasa bagi sebuah kantor berita," balasnya kesal seketika bila harus membayangkan Micha yang tengah berbicara dengan Jimin.

Park MiCha adalah CEO dari CNN dan salah satu manusia yang tak pernah disukai Soora dalam hidupnya. Ia tak memasalahkan wangi parfum yang menyengak dari dirinya yang akan tercium dalam radius 500 meter itu serta rambut sasakan tingginya yang selalu mengganggu pemandangan, namun karena sifat angkuh dan memandang sebelah matanya pada karyawan yang membuat Soora mual seketika saat melihatnya.

"Hal ini menjadi sangat tak biasa karena Kim Namjoon adalah rekan bisnis Yang Mulia Park MiCha dan salah satu investor di perusahaan tempat kau mencari nafkah, Nyonya Soora," ujar Daniela dengan gaya yang sangat menjengkelkan.

Beberapa saat kemudian, Daniela menghambur keluar dari ruangan itu untuk kembali ke pekerjaannya. Kubikel terlihat sangat sibuk di luar sana. Para pembuat berita itu berlalu lalang untuk saling bekerja sama menyiapkan berita yang akan disajikan. Suara telepn yang saling berdering satu sama lain seperti menjadi latar musiknya. Soora mengambil smartphone-nya dan mengirim pesan kepada Jimin. Dalam hitungan detik pesan itu sudah mendapatkan balasan.

"Aku sudah berada di ruanganku sekarang."

Bergegas Soora keluar dari ruangannya menuju ruangan Jimin. Jiminsedang duduk di balik mejanya dengan selembar kertas di tangannya. Wajah kusut yang dibayangkan Soora saat berjalan kesini tak ditemuinya. Jimin tampak sangat biasa tanpa ada raut kesal atau marah atau frustrasi di wajahnya. "Hey," sapa Soora

"Hey," balas pria itu lalu meletakkan kertas yang tadi ia baca.

Soora masih berdiri di hadapannya saat memulai celotehannya. "Apa yang dilakukan Micha padamu? Kenapa dia harus langsung turun tangan? Ini hanya kasus somasi biasa, bukan?"

Divorce [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang