4

449 58 6
                                    

000

Soora berjalan mondar-mandir di lorong kantor kejaksaan wilayah Itaewon . Seperti biasanya ia tampil cantik dengan trouser hitam dan kemeja satin putih serta tas yang dijinjingnya. Dia memang lebih cepat beberapa belas menit dari waktunya dan hal itu tak menjadi masalah baginya. Menurut ibu beranak satu in, lebih baik menunggu daripada harus ditunggu dan kini ia sedang menunggu kuasa hukumnya untuk menampakkan batang hidungnya.

Suara derap kaki di lantai lorong ini membuatnya mencari darimana sumber suara itu. Pencariannya berakhir pada sosok yang tak asing lagi baginya. Jeon Jungkook sedang berjalan ke arahnya dengan setelan khas dirinya dan tas yang berisi beberapa berkas dari kasus ini. "Kau sudah lama?" tanya pria itu saat telah berada di hadapan Soora.

Soora sedikit mengedik. "Baru saja," bohongnya.

Seorang penyelidik keluar dari sebuah ruangan di lorong itu. "Silahkan masuk."

Soora melemparkan pandangan pada Jungkook yang telah berdiri di sampingnya. "Jangan tegang."

Hanya dua kata itu yang keluar dari bibir mantan suaminya itu. Dengan perlahan serta dengan degupan jantung yang tak karuan ia memasuki ruangan salah satu jaksa di kantor ini dengan Jungkook yang berada disisinya.

000

Penyelidikan berjalan tak seperti apa yang dibayangkan oleh Lee Soora selama ini. Tak ada ruangan lembab dengan lampu menggantung di dalamnya apalagi algojo yang siap menghantamnya bila ia melakukan kesalahan. Penyelidikan yang berisi mendengar pembelaan dari CNN dan pada kesempatan ini diwakili oleh Soora. Selepas penyelidikan, Jungkook dan Soora berpisah dan berjanji untuk kembali bertemu di kantor CNN selepas berita malam mengudara. Mereka akan bertemu untuk mengumpulkan bukti yang ada, untuk Jungkook agar dapat bertemu langsung dengan informan pada kasus ini, dan menyusun strategi agar Senator Kim Namjoon dapat mengakhirinya dengan perdamaian.

Jungkook dan timnya sudah berada di aquarium room saat berita malam yang diproduksi Soora berakhir. Mayoritas dari timnya belum ada yang pulang karena harus menyiapkan outline berita untuk esok hari. Soora tampak sudah keluar dari control room dan masuk sejenak ke ruangannya. Ia tak peduli dengan keberdaaan Jungkook dan pegawai-pegawai wanita yang membicarakan mantan suaminya itu. 'Pengacara Seksi' itulah sebutan dari para timnya serta semua karyawan wanita yang pernah melihat dan berpapasan dengannya, kecuali Daniela tentunya yang sudah tahu siapa Jeon Jungkook sebenarnya. Jika ia bukan mantan suami dari rekan sejawatnya ini mungkin Daniela yang akan memimpin barisan penggemar 'Pengacara Seksi' ini. Soora duduk dengan tangan yang menopang dagunya. Nasibnya lumayan buruk akhir-akhir ini. Pertama, ia harus menerima kenyataan bahwa berita yang dipimpinnya mendapat tuntutan. Kedua, bila hal ini tak terselesaikan dengan sangat baik karirnya serta karir seluruh timnya akan hancur. Ketiga, kuasa hukum yang dipikirnya akan menyelamatkan hidupnya justru membuatnya sangat tak nyaman.

Jimin melongok ke ruangan itu dan menemukan Soora yang masih duduk dengan tatapan kosong dan kening yang sesekali mengerut. "Kau baik-baik saja?" tanyanya yang tanpa berbasa-basi masuk ke dalam ruangan Soora.

Ia merenggangkan sebentar ototnya sebelum mengangguk pada Jimin. "Ayo kita bertemu Jungkook."

"Jim."

"Yaa."

"Kau sangat dekat dengan Jeon Jungkook?" tanya Soora tiba-tiba yang bahkan ia sendiri tak tahu darimana pikiran itu.

Jimin yang semula sudah akan keluar dari ruangan itu kembali masuk dan bersandar pada salah satu dinding. "Aku dan Jungkook?" tanyanya yang dijawab dengan anggukan dari Soora

"Saat masih bersekolah dulu, aku adalah salah satu murid di dalam pertukaran pelajar dan rumah Jungkook menjadi tempat tinggalku selama hampir setahun."

Divorce [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang