Kadang kala pekerjaan yang kita jalani tidak sesuai dengan pekerjaan yang seharusnya kita lakukan.
Sebagai sekertaris Jungwoo tau tugasnya bukan hanya sebagai seorang notulen yang membuat jadwal juga membantu memeriksa berkas-berkas tetapi juga harus siap sebagai budak atasannya.
Yang tidak pernah Jungwoo duga dia malah menjadi seorang pengasuh. Pengasuh remaja laki-laki yang bahkan sudah menginjak usia tujuh belas.
Dia berdecak. Mengelus dadanya dengan sabar. Seharusnya dia sekarang duduk dihadapan klien membantu sosok sang atasan bukannya malah menjaga seorang remaja.
Di lihatnya pakaiannya juga pakaian sang putra atasan. Dia meringis. Dia memakai jas dengan penuh keformalan sedangkan sosok itu malah hanya menggunakan hoodie kebesaran. Terlalu kontras.
Pun dengan parasnya. Jungwoo sempat berdecak kagum tadi. Melihat Jaehyun saja dia berdecak berkali-kali disaat pertama melihatnya. Dan sekarang melihat putranya membuatnya tambah tak percaya diri.
Percaya padanya Jaemin begitu memukau. Perpaduan wajah tampan Jaehyun juga wajah manis yang kemungkinan dari mantan istrinya begitu sempurna. Terpadu dalam paras Jaemin. Jangan lupakan rambut merah mudanya yang dari tadi menarik perhatian orang-orang. Jungwoo tidak percaya diri jadinya.
"Tuan muda"
Jaemin menoleh mengernyit pada sosok Jungwoo.
"Jangan panggil aku begitu! Panggil saja Jaemin"
Jungwoo menggaruk tengkuknya.
"Ah i-iya tuan maksud saya Jaemin"
Jaemin berdecak.
"Jangan terlalu kaku hyung"
"Hyung ??"
Jaemin berkedip.
"Atau paman ??"
Jungwoo menggeleng cepat.
"Hyung panggil aku Hyung"
"Nah begitu lebih baik"
Keduanya saat ini memilih pergi ke kawasan Namsan tower, jaraknya lumayan jauh dari tempat pertemuan Jaehyun dengan kliennya.
Tak apa-apa, mengasuhkan biasanya ke taman bermain.
"Wah terakhir kali kesini saat sekolah dasar. Ternyata banyak yang berubah"
Jungwoo menoleh pada sosok putra atasannya.
"Benarkah ?? Aku terakhir kesini juga sudah lama sekitar tiga tahun yang lalu"
Berjalan dengan santai menatap pemandangan pegunungan yang begitu menyejukkan mata. Ah rasanya Jaemin tidak menyesal memilih menurut pada ayahnya.
🐣🐣🐣
Jaehyun butuh waktu sekitar dua jam untuk mampu meyakinkan kliennya dan berakhir sukses.
Senyumnya mengembang. Lega sekali. Apa yang sudah dia usahakan, persiapkan dengan begitu matang membuahkan hasil yang baik.
Usaha tidak akan mengkhianati hasil kata orang, kalau tidak salah. Dan sekarang agaknya Jaehyun percaya. Hasil selalu berbanding lurus dengan usahanya.
Mengeluarkan ponselnya untuk mengetahui dimana posisi sang sekertaris dengan putra tercinta.
Tak lama. Pesan balasan dia dapatkan.
Kami ada di Namsan tower tuan.
Jaehyun tak membalas lagi. Berdiri kemudian melangkah keluar mencari kendaraan yang bisa membawanya kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy ✓
FanfictionHampir 10 tahun tak saling sapa. Tiba tiba dihadapkan pada situasi dimana harus tinggal bersama. Jaemin tidak paham. Haruskah dia memanggil orang itu ayah ??? Jaehyun tidak mengerti. Bolehkah dia berharap anak itu mau menerimanya ?? 🏅#1 Sliceoflif...