Ada kalanya Jaemin bingung akan dirinya sendiri. Jelas-jelas di awal dulu dia sudah mengeraskan hati. Mengikrarkan bahwa dia kesini hanya agar sang mama tidak khawatir meninggalkannya sendirian. Mengingat keluarga ibunya kebanyakan ada di Daegu sana.
Tidak pernah terbersit dalam pikirannya dia akan luluh pada sosok Jaehyun. Dia akan mau tinggal dengan lelaki itu.
Tapi nyatanya nyaris satu bulan sudah Jaemin ada disini. Menghabiskan waktunya berdua saja dengan lelaki itu.
Memperhatikan bagaimana setiap hari Jaehyun ribut membangunkannya. Melarangnya tidur terlalu malam dan hal-hal kecil lainnya terasa begitu menyenangkan.
Dia hampir saja terbuai. Berharap dia akan mengalami ini sampai dia paling tidak mampu membangun keluarga sendiri nantinya.
Dering ponsel membuatnya melirik, melepaskan pandang pada Jaehyun yang masih memasak makan malam.
Panggilan video itu membuatnya tersenyum lebar. Tanpa kata diangkatnya panggilan itu, menampilkan sosok wanita yang baru saja selesai mandi.
Jaemin mendengus jangan bilang disini malam dan ditempat ibunya malah pagi hari. Itu menyebalkan, mereka jadi tidak punya waktu yang benar-benar tepat untuk sekedar melontarkan sapa.
"Mama!"
Panggilan itu membuat Jaehyun menoleh tapi kembali tak acuh lagi. Sudah sering panggilan serupa dia lihat. Biasanya seminggu sekali.
"Halo anak mama"
Jaemin tersenyum, menumpukan wajahnya diatas meja makan.
"Mama kapan pulang ??"
Wanita diseberang sana berdecak. Tangannya masih mengusak rambutnya yang basah dengan handuk.
"Mama baru disini satu bulan sayang. Masih lima bulan lagi"
"Lama. Tidak asik"
"Yakan mama bekerja!"
Bibir Jaemin berenggut.
"Mama"
"Hm ??"
"Aku rindu"
Jaehyun disana tersenyum tipis. Hatinya menghangat tanpa alasan. Padahal kalimat itu tak tertuju padanya tapi tetap saja bibirnya enggan berhenti melengkung ke atas seolah Jaemin mengucapkan itu untuknya.
"Mama juga rindu, rindu sekali. Tapi sekarang kan mama tengah sibuk Nana juga sibuk kan ??"
"Hm. Sibuk menyiapkan festival"
Mina mengernyit.
"Festival ??"
Jaemin terkekeh pelan. Entah kenapa terdengar sendu.
"Mama lupa ??"
Mina diam sejenak mengingat kira-kira apa yang telah dia lupakan. Lalu memekik saat jawaban sudah ada diotaknya.
"Sayang maafkan mama. Tahun ini mama tidak bisa datang ke festival"
Jaemin lagi-lagi terkekeh.
"Mama sudahlah. Ini bukan pertama kali mama tidak datang. Jangan merasa bersalah seperti itu. Lagipula nanti aku bisa menjadi fotografer untuk teman-teman saat foto dengan keluarganya lagi haha tenang saja"
Jaemin tertawa tapi kedua orang lain yang mendengar tau bahwa itu untuk menutupi hati yang kembali retak.
"Nana... Sungguh maafkan mama"
Jaemin tersenyum.
"Mama tidak perlu minta maaf. Sungguh tidak apa-apa"
"Na—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy ✓
FanfictionHampir 10 tahun tak saling sapa. Tiba tiba dihadapkan pada situasi dimana harus tinggal bersama. Jaemin tidak paham. Haruskah dia memanggil orang itu ayah ??? Jaehyun tidak mengerti. Bolehkah dia berharap anak itu mau menerimanya ?? 🏅#1 Sliceoflif...