Daddy -30-

10.1K 1.5K 185
                                    

Manusia hanya bisa merencanakan selanjutnya takdir Tuhan yang menentukan hasil akhirnya.

Agaknya kalimat itu begitu sesuai dengan apa yang Jaehyun rasakan sekarang. Bukannya ingin menyalahkan takdir hanya saja dia merasa begitu dipermainkan.

Masalahnya baru saja Jaehyun ingin membicarakan ini dengan Mina. Membicarakan tentang sebuah kesempatan kedua. Baru punya niat saja dan sudah kalah duluan.

Nyatanya sekarang jangankan kesempatan kedua untuk menatap mata Mina dengan pandangan cinta pun kini sudah tidak pantas. Ya apa mau dikata Mina kini adalah milik orang lain.

Dan orang lain yang beruntung itu adalah Gian Kun. Laki-laki keturunan China yang begitu sempurna. Tampan, mapan, dan tampak menyayangi Mina dan Jaemin dengan begitu besar. Jaehyun bahkan pernah bertanya dalam hatinya "apa kurangnya Gian Kun ??"

Walaupun Kun pun sama seperti Mina —sudah memilik putra— tapi dia tampak menyayangi Jaemin sama besar dengan putra kandungnya. Dan itu suatu hal yang dia syukuri adanya.

Memejamkan mata sambil menghirup udara dingin kota Paris. Masih terlalu pagi untuk merana sebenarnya. Tapi tak apa, asal beban perasaan kecewanya mampu tersalur dengan baik. Yah walaupun itu hanya suara tarikan nafas yang berat.

"Papa!"

Suara sang putra membuatnya mengalihkan pandangan dari pemandangan kota Paris saat pagi hari dari balkon hotel.

"Kenapa Jaem ??" Teriaknya, sedikit malas jika harus menghampiri Jaemin yang sedang ada di ruang santai.

"Ada ayah dan mama"

Jaehyun mengerjap pelan mendengarnya. Apalagi sekarang ??

🐣🐣🐣

Saat pertama kali bertemu malam itu di konser Mina, Jaehyun tidak pernah mengira bahwa mereka akan punya waktu berdua. Dia dan Kun. Hanya berdua di sofa panjang depan balkon kamar hotel Jaehyun.

Keduanya sama-sama menggenggam secangkir kopi yang masih mengepulkan asap. Kopi buatan Mina sebelum pergi membawa kedua putranya untuk menikmati kota romantis itu.

"Jaemin tampak dekat denganmu"

Lama ditelan keheningan Jaehyun memberanikan diri memulai pembicaraan. Canggung dirasa Jaehyun saat Kun hanya meliriknya dan malah meneguk minumannya tanpa menjawab.

Jeda beberapa saat sampai terdengar suara Kun yang halus mengalun di udara.

"Butuh waktu yang tidak sebentar untuk bisa dekat dengannya"

Jaehyun mengangguk, menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Bingung harus membicarakan apa.

"Jaehyun-ssi"

Jaehyun mengerjap menatap Kun saat pria itu memanggilnya dengan begitu kaku.

"Iya ??"

"Saat kita bertemu kemarin malam sebenarnya aku benar-benar ingin melayangkan pukulan. Maaf"

Tersentak. Jaehyun menoleh ke arah Kun dengan tatapan terkejut. Apa salahnya sampai pria ini ingin memukulnya di pertemuan pertama ??

"Aku begitu kesal nyaris membenci sosok yang telah meninggalkan anak sebaik Jaemin dan wanita segigih Mina hanya untuk sebuah cita-cita"

"Aku bukannya ingin menyalahkanmu hanya saja aku tidak bisa tidak membencimu saat ku lihat sendiri bagaimana sulitnya mereka bertahan hidup"

Meneguk ludah Jaehyun hanya diam menunggu lanjutan kalimat yang ingin di sampaikan Kun padanya.

Daddy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang