Jaehyun pada akhirnya benar-benar pulang ke Seoul. Ke apartemennya yang mendadak terasa lebih dingin.
Dia terkekeh pelan sambil menggeleng, berlebihan sekali. Dulu dia juga tinggal sendiri selama sepuluh tahun lamanya dan tidak ada yang terjadi. Mungkin dia juga bisa melakukannya untuk tahun-tahun berikutnya lagi. Mungkin.
Nyatanya hal yang Jaehyun rasakan sekarang adalah semua hal yang tidak baik. Hampa dan sepi.
Dia memejam menarik nafas pelan. Menghirup ketenangan yang lama tak menyapa inderanya.
"Hah belum sehari papa sudah rindu"
"Curang sekali"
Dia melangkah menyeret kopernya dan melihat ruang tamunya. Tersenyum saat melihat bantal leher Jaemin di salah satu sofa. Jaehyun mengambilnya dan lanjut berjalan lagi.
Sampai pada ruang tengah Jaehyun lagi-lagi tergelak. Foto Jaemin yang dia buat terpajang di sana berjejer dengan foto mereka berdua sewaktu festival sekolah dulu.
Apa-apaan, isi apartemennya serasa seperti museum. Dimana-mana ada jejak Jaemin disini.
Menghela nafas panjang Jaehyun merebahkan diri di ranjang besarnya. Mengambil guling yang biasanya menjadi rebutan. Memeluknya erat.
"Akhirnya aku bisa memeluk guling ini. Tapi gulingnya dingin hehe" cicitnya. Menguburkan wajahnya pada guling itu.
Hah. Dia beneran rindu putra nakalnya.
🐣🐣🐣
Saat sudah terbiasa dengan sesuatu yang nyaris terlihat setiap hari akan sulit menjalani hari saat hal itu tiba-tiba pergi. Seperti pagi ini Jaehyun dengan linglung malah berteriak pada pintu kamar mandi yang tertutup. Merasa jika di dalamnya ada Jaemin seperti biasanya.
Belum lagi dia membuat banyak sandwich seolah Jaemin akan memakannya bersama. Kasihan.
Pergi ke kantor Jaehyun lesu sekali. Bahkan saat beberapa karyawan menyapa dia hanya melengos dan tak membalasnya. Sedang malas saja.
Masuk ke ruangan dia di suguhi Doyoung yang sedang duduk di sofa sana.
"Loh ku kira kamu bekerja mulai besok"
"Tidak. Aku malas di rumah tidak ada kerjaan"
Doyoung hanya mengangguk berdiri kemudian mengambil file di laci meja Jaehyun.
"Kemarin Jungwoo menitipkan ini. Hari ini dia tidak bisa bekerja"
Jaehyun mengernyit.
"Kenapa ??"
"Hmm katanya tangan kanannya digigit anjing, kasihan sekali"
"Wah kasihan sekali"
Lama sekali jeda yang tercipta Jaehyun baru memekik membuat Doyoung tersentak dan refleks memukulnya.
"Aigoo kamjagiya" Kim Doyoung said.
"Eh Hyung tau tidak ?? Aku mengadopsi anjing hampir satu setengah bulan yang lalu. A-aku menitipkannya pada Jungwoo"
"Jangan-jangan...."
"Anjingku yang menggigit Jungwoo ?"
Doyoung membelalak menatap Jaehyun terkejut. Terkejut akan fakta sosok Jaehyun memelihara anjing dan lebih terkejut lagi akan praduga itu.
"Wah Jungwoo kasihan sekali. Ku rasa Jungwoo harus berhenti jadi sekertarismu. Yang dia lakukan hanya menuruti maumu saja"
"Eyyy tidak begitu juga hyung aku mengayominya dengan baik, bonus untuknya selalu ku beri setiap bulan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy ✓
FanfictionHampir 10 tahun tak saling sapa. Tiba tiba dihadapkan pada situasi dimana harus tinggal bersama. Jaemin tidak paham. Haruskah dia memanggil orang itu ayah ??? Jaehyun tidak mengerti. Bolehkah dia berharap anak itu mau menerimanya ?? 🏅#1 Sliceoflif...