Sebagai seorang ayah, Jaehyun kadang masih tidak paham. Bagaimana cara menyampaikan apa yang dia inginkan tanpa membuat sang putra merasa tertekan.
Perhatiannya dari kemarin masih tertuju pada rambut merah muda Jaemin yang kini warnanya sudah sedikit memudar.
Rasanya aneh sekali jika tiba-tiba Jaehyun mengatakan "ganti warna rambutmu". Membayangkannya saja sudah terasa aneh.
Jaehyun berkedip pelan saat Jaemin menaikkan tudung hoodie yang dipakainya.
"Berenti melihat rambutku"
Jaehyun berdecak. Bertopang dagu menatap Jaemin di seberang meja makan. Masih asik mengunyah makan malam.
"Jaem ayo kita main"
"Tiba-tiba ??"
"Hmm. Ayo kita bermain gunting kertas batu nanti yang kalah harus mengikuti semua yang diinginkan yang menang"
Jaemin terdiam sejenak. Menggigit sumpit di tangannya.
"Apapun ??"
"Iya!"
"Boleh!! Tapi aku juga punya syarat tambahan"
Jaehyun berkedip.
"Apa ??"
"Jika aku menang apapun harus aku dapatkan. Tapi jika aku kalah hadiah yang diminta tidak boleh lebih dari 50 ribu won. Bagaimana ??"
"Heh!! Bukannya itu sangat tidak adil ???"
Jaemin mengendik. Lanjut memakan sisa makan malamnya.
"Ya sudah kalau tidak mau. Yang mengajak bermain kan bukan aku"
Jaehyun mendengus. Tangannya terulur mencegah tangan Jaemin yang ingin mengambil kimchi lagi.
"Baiklah baiklah aku setuju"
Jaemin mengangguk. Mengulurkan tangan kanannya, pun sama dengan Jaehyun.
"Gunting kertas batu!"
"Oh ?? Aku menang"
Jaemin dengan polosnya menyengir.
"Bukan begitu caranya bermain. Harus tiga kali!! Kalau hanya sekali itu tidak valid. Harus tiga kali"
Jaehyun kembali mengulurkan tangan.
"Loh ??? Seperti Haechan ternyata"
Jaehyun mengangguk saja. Lagi pula siapa Haechan saja dia tidak tau.
"Ayo kita lakukan lagi. Yang pertama dapat tiga kali baru menang"
Jaemin mendesah. Ikut mengulurkan tangannya.
"Gunting kertas batu"
Jaemin menang.
"Gunting kertas batu"
"Oh ?? Aku menang lagi"
Jaehyun berdecak.
"Kamu pasti curangkan ??! Bagaimana mungkin menang tiga kali beruntun. Ini pasti tidak benar"
Jaemin hanya memutar mata malas. Dia sebenarnya begitu malas untuk hal-hal semacam ini.
"Baiklah. Anggap saja aku kalah. Mau apa ??"
Jaehyun terpekur. Menatap tidak percaya pada Jaemin yang dengan santainya mengalah. Senyum lebarnya terbit begitu saja.
"Ayo ganti warna rambut!!"
"What ??!"
🐣🐣🐣
Besoknya. Benar-benar besoknya mereka berdua berakhir di sebuah barbershop di tengah kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy ✓
FanfictionHampir 10 tahun tak saling sapa. Tiba tiba dihadapkan pada situasi dimana harus tinggal bersama. Jaemin tidak paham. Haruskah dia memanggil orang itu ayah ??? Jaehyun tidak mengerti. Bolehkah dia berharap anak itu mau menerimanya ?? 🏅#1 Sliceoflif...