Daddy -17-

13.9K 1.9K 213
                                    

Mungkin di dunia ini beberapa tidak dapat di prediksi. Prediksi cuaca saja kadang salah begitu juga dengan prediksi Jaehyun.

Mungkin Jaehyun berpikir jika Jaemin tidak punya warna rambut yang mencolok putranya tak akan jadi pusat perhatian. Nyatanya sesaat setelah Jaemin menginjakkan kaki di sekolah rasanya seperti semua kepala mengarah padanya.

Membuatnya tanpa sadar malah meletakkan tangannya di samping wajahnya. Malu.

"Astaga apalagi kali ini Na Jaemin ??"

Jaemin menoleh cepat pada ketua ekskul dance sekaligus senior kesayangan.

"Oh Hyung"

Mark berdecak. Mendekat kemudian merangkul bahu Jaemin.

"Senang sekali membuat penghuni sekolah terkejut ya ??"

Bibir Jaemin mengerucut.

"Hyung tau kan aku tidak seperti itu. Lagi pula aneh sekali mereka, banyak yang juga mengganti warna rambut tapi kenapa hanya melihatku"

Mark menggeleng takzim.

"Ckck. Memang tidak sadar diri. Ngomong-ngomong nanti langsung ke studio saja ya ?? Katanya Kai saem ingin melihat sudah sampai mana latihan kita. Sekalian seret Lee Haechan yang pemalas itu"

Jaemin tertawa.

"Kalian masih sering bertengkar ternyata"

"Dia yang selalu memancing emosiku kamu tau ??"

Jaemin masih tertawa bahkan menggeplak tangan Mark. Masih mengingat dengan jelas bahwa ketua dancenya itu sempat ingin mengundurkan diri, berhenti jadi anggota club hanya karena Haechan turut bergabung di dalamnya.

"Eyy tapi aku ingat dulu Hyung yang paling khawatir saat kaki Haechan cedera"

Mark menggaruk tengkuknya.

"Itu cerita lama"

"Kalian lucu sekali sih. Saudara sepupu dengan hate-love relationship. Ayah Haechan dan ayah Hyung pasti gemas sekali"

Mark mengendik.

"Terserahlah. Aku duluan Jaemin. Ingat nanti sore!!"

"Okay Hyung"

Jaemin balas melambaikan tangan pada Mark yang berjalan cepat ke arah kelasnya.

🐣🐣🐣

Jaemin itu anaknya penurut dan amanah. Jadi begitu bel pulang berbunyi dia bener-bener menyeret Haechan seperti kata Mark.

Berjalan santai dengan Haechan yang sepertinya malah menyenderkan kepalanya pada bahu Jaemin. Jalan terseok-seok.

Dibelakang mereka Jeno dan Renjun berjalan mengikuti. Agaknya yang dua lebih tenang dibanding orang yang didepannya.

"Chan berat"

Tangan Haechan menyelip diantara lengan Jaemin. Benar-benar seperti bayi koala.

"Ini aneh sekali. Padahal badan Jaemin tampak seperti kerangka tulang belulang tapi kenapa nyaman sekali disenderi ya ??"

"Aku tidak sekurus itu ya!!" Katanya sambil memukul kepala Haechan pelan.

Saat sudah sampai di studio keempatnya tersentak. Ternyata Kai saem sudah datang.

Haechan dengan cepat menegakkan tubuh. Dan dengan kompak keempatnya membungkuk hormat.

"Selamat sore saem"

"Ah kalian sudah datang ?? Kita tunggu Jisung dan anak China itu dulu ya. Siapa namanya ??"

"Zhong Chenle saem"

Daddy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang