Saat seseorang mempunyai tujuan, semua apa yang dilakukan terasa jelas. Apa manfaat, dan untuk apa mereka berusaha sekeras itu.
Pun dengan Jaemin. Awalnya dia memang berusaha menampilkan yang terbaik. Mempersiapkan penampilan yang sempurna semata-mata untuk menjadi penyokong teman-temannya.
Agar teman-temannya bersinar dihadapan keluarganya. Toh juga tak ada yang datang untuknya. Dia tidak perlu berusaha sekeras itu.
Tapi saat malam dimana Jaehyun berjanji akan datang, semangat dalam dadanya membara tiba-tiba.
Dia yang kadang masih diseret-seret Renjun dan Haechan untuk latihan tiba-tiba gantian menarik mereka.
Dia yang kadang lebih banyak menganggu Jisung yang tengah latihan tiba-tiba menjadi murid dadakan juniornya sendiri.
Mark, sebagai ketua bahkan melongo. Bingung akan perubahan tiba-tiba ini. Dia belum bersiap untuk menghadapi perubahan seorang Na Jaemin.
"Sebenarnya temanmu kenapa ??" Bisik Mark pada Jeno yang duduk mendelosor disebelahnya. Mata mereka tak lepas dari Jaemin dan Jisung yang masih menari disana.
Jeno mengendik.
"Aku saja bingung Hyung"
Kemudian Haechan tiba-tiba duduk disebelah Jeno ikut melihat pada Jaemin.
"Jaemin benar-benar aneh. Kemarin ogah-ogahan latihan, cemberut terus-menerus. Sekarang latihannya begitu semangat"
Haechan bergidik.
"Dia bahkan tak berhenti tersenyum. Bukankah itu menakutkan ??"
Mark dan Jeno mengangguk membenarkan. Jaemin memang menyeramkan jika begini.
"Aish aku merinding sialan"
🐣🐣🐣
Sebagai seorang pengusaha kadang kala Jaehyun kewalahan sendiri. Kepalanya terasa bercabang. Memikirkan ini memikirkan itu. Tak ada habisnya.
Belum lagi akhir-akhir ini pikirannya penuh akan sosok putra juga project-project besar yang akan datang. Melelahkan.
Tok tok
Ketukan di pintu membuatnya mengangkat pandangan dari laporan-laporan diatas mejanya.
"Masuk"
Doyoung masuk kemudian dengan seseorang laki-laki lain. Jaehyun buru-buru bangkit merapikan penampilannya. Kemudian tersenyum lebar saat tangan mereka saling jabat.
"Ah Hyung sudah datang rupanya. Silahkan duduk"
Lelaki yang dipanggil Hyung itu terkekeh, ikut mengikuti Jaehyun duduk di sofa nyaman dalam ruangan itu.
"Terima kasih"
Jaehyun mengangguk. Melirik Doyoung di seberang sana.
"Tuan Kim tolong minta sekertaris Kim untuk membuatkan teh"
Doyoung disana mengangguk, keluar ruangan sejenak.
"Apa kabar Hyung ??"
"Baik Jae. Bagaimana kabarmu ?? Lama tidak bertemu"
Jaehyun terkekeh.
"Baik tentu saja"
Tidak lama kemudian Doyoung turut masuk membawa nampan dengan tiga buah cangkir kopi diatasnya.
"Silahkan tuan"
Lelaki itu menepuk pelan lengan Doyoung saat Doyoung masih saja kaku padanya.
"Heee kita seumuran. Jangan kaku begitu. Aku dan Jaehyun teman saat sekolah dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy ✓
FanfictionHampir 10 tahun tak saling sapa. Tiba tiba dihadapkan pada situasi dimana harus tinggal bersama. Jaemin tidak paham. Haruskah dia memanggil orang itu ayah ??? Jaehyun tidak mengerti. Bolehkah dia berharap anak itu mau menerimanya ?? 🏅#1 Sliceoflif...