Seharusnya saat yang ditunggu-tunggu seperti hari ini adalah sesuatu yang menyenangkan.
Seharusnya ada seseorang disini yang membantunya bersiap. Mengomelinya yang lama di kamar mandi. Dan mengajaknya berlari ke arah basement karena bangun terlambat.
Iya seharusnya. Tapi sekarang di apartemen ini hanya ada dirinya. Berdiri di depan cermin besar. Tidak sampai tinggi badannya memang, tapi bayangannya bisa dia lihat dengan jelas sampai ujung kakinya.
Dia memakai kaos dengan jaket putih sebagai luaran. Terlihat sederhana.
Dia mengacak rambutnya. Masih ada banyak waktu tersisa sebelum Mark yang dengan baik hati ingin memberinya tumpangan datang menjemput.
Dia mendesah. Berjalan ke arah dapur lalu membuka kulkas untuk mengambil sekotak sereal. Ini aneh jika dilihat karena Jaemin sama sekali tidak menuangkan susu ke dalam serealnya. Hanya makan sereal gandum itu selayaknya camilan.
Kasihan sekali remaja lelaki yang baru tumbuh itu tidak ada yang mengurus.
"Hari ini kenapa tidak telpon ya ??" Katanya sambil melihat notifikasi di ponselnya yang kosong melompong.
Tadi malam dia tertidur pulas sampai lupa akan keberadaan ponselnya. Lalu tadi pagi baru menemukannya terselip di bawah bantalnya. Agaknya dia memutar ulang voice note Jaehyun layaknya lullaby.
Dia meletakkan ponselnya kemudian melanjutkan makan sereal keringnya. Sebelum dering ponsel membuatnya buru-buru mengambil ponselnya hanya untuk kecewa sekali lagi.
Itu bukan telepon yang dia tunggu. Itu dari Mark.
"Halo Hyung ??"
"Aku sudah dibawah"
"Oke tunggu Hyung"
Setelah mematikan panggilan Jaemin bangkit meletakkan sereal kembali ke tempat semula dia bergegas turun.
Hngg pagi yang indah.
🐣🐣🐣
Gugup dan cemas dan takut dan masih banyak lagi perasaan yang campur aduk dalam hatinya. Jisung dari tadi meremas tangannya, kebiasaan anak itu saat gugup adalah meremas tangan salah satu orang yang ada di dekatnya. Sayangnya kebanyakan orang yang didekat Jisung adalah Jaemin. Jadi ya begitulah selain gugup dia juga harus menenangkan bayi hamster kesayangannya.
Mereka akan tampil dua jam lagi. Masih lama. Cukup untuk Renjun bolak balik ke kamar mandi belasan kali. Cukup juga untuk Mark melafalkan doa-doa. Cukup juga bagi Jeno untuk menenangkan Chenle. Sangat cukup untuk Haechan menahan dirinya agar tidak berteriak frustasi.
Tapi rasanya waktu dua jam tidak cukup bagi Jaemin untuk menunggu. Kakinya di hentakkan pelan. Bibirnya dia gigit tanpa sadar.
Mereka saat ini mereka berada di belakang panggung. Tapi bukan berarti tidak bisa melihat ke sekumpulan penonton di luaran sana.
Lapangan indoor tempat panggung dibangun sudah mulai ramai. Acara pun sudah di mulai beberapa menit tadi oleh MC.
Dan jika menilik dari festival tahun lalu lapangan outdoor, tempat stand-stand dibangun jelas masih ramai sampai sekarang.
"Jisung ingin minum ??" Tanya Jaemin pelan.
"Tidak merepotkan hyung ??"
Jaemin menggeleng sambil tersenyum.
"Tidak sama sekali. Tunggu ya"
Jisung melepaskan genggaman tangannya pada Jaemin dan beralih meringsut kearah Jeno dan menggenggam tangannya. Namanya juga bayi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy ✓
FanfictionHampir 10 tahun tak saling sapa. Tiba tiba dihadapkan pada situasi dimana harus tinggal bersama. Jaemin tidak paham. Haruskah dia memanggil orang itu ayah ??? Jaehyun tidak mengerti. Bolehkah dia berharap anak itu mau menerimanya ?? 🏅#1 Sliceoflif...