Fiona Gilman menjatuhkan dirinya di samping Lucky Guy yang sedang bersantai diatas sofa sembari memakan cemilan.
Lucky Guy menoleh, menatap prihatin muka Fiona yang kusut.
"Halo nona Fiona, permainannya tidak berakhir dengan mulus ya?" Ia bertanya.
Yang ditanyai malah mendelik. "Cih, entahlah. Aku tidak tau kenapa akhir-akhir ini permainanku sangat buruk. Ditangkap paling pertama, tidak bisa menyelamatkan teman satu team, ketika decoding mesinnya meledak terus," Fiona menghembuskan nafas kasar, "enak ya kalau bisa jadi manusia beruntung sepertimu."
Lucky Guy nyengir. "Kau mau jadi beruntung sepertiku?" Fiona refleks mengangguk cepat. Siapa juga yang tidak mau jadi manusia beruntung, ya kan?
Pemuda berkacamata itu meminta alat portal milih Fiona, ia akan mendoakan alat itu agar beruntung katanya. Fiona menurut saja lalu memberikan alat portalnya. Lalu Lucky Guy berkomat-kamit selama beberapa detik sambil menggengam erat alat tersebut.
Keesokan harinya. Di tempat dan waktu yang sama.
Fiona menjatuhkan dirinya disamping Lucky Guy. Kali ini wajahnya berseri, tidak kusut seperti kemarin. Sambil nyengir kuda ia berkata, "Kau tau? Tadi aku memukul tuan Hastur dengan palet 8x, lalu membiarkannya mengejarku selama Helena melakukan decoding. Dan lihat, aku tidak kena pukul sama sekali, tentakelnya selalu meleset ketika akan memukulku. Keberuntunganmu benar-benar menular!" Tanpa Fiona sadari ia bercerita panjang lebar dengan penuh semangat. Sementara Lucky Guy speechless. Eh, atau lebih tepatnya ia terlihat seperti sedang shock.
Loh? Kenapa?
Di dalam hati Lucky Guy : "Kok bisa ya? Padahal kemarin cuman asal komat-kamit aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Identity V - Kumpulan Short Fiction
Short StorySeluruh karakter Identity V adalah milik NetEase, author hanya meminjamnya untuk kegabutan pribadi :> ------ Apa yang diharapkan dari mimpi seorang mantan tentara Gurkha? Hanya suara ledakan bom, bunyi senapan yang saling bersautan, dan teriakan ora...