ILHAM

51 3 0
                                    

SRUK SRUK SRUK

Suara sebuah galian terdengar. Di bawah pohon Ek itu, Norton sedang rebahan sambil mengorek lubang hidungnya. Sedetik kemudian, telunjuk yang sudah keluar dari lubang laknat itu menampilkan sebuah bongkahan kering bernama upil. Norton tersenyum lega, rasanya sebagian dari beban hidupnya telah terangkat bersama upil yang berhasil ia korek ke luar.

“Ah, leganya…” ucap Norton sambil menghembuskan napas lega. Dia memandangi cercarahan sinar matahari yang sedikit demi sedikit mulai menembus dedaunan dari pohon Ek tersebut.

Sekali lagi Norton menghembuskan napas, kali ini lebih halus. Lalu diangkatnya punggung itu dari posisi rebahan. Jemarinya mengambil sebuah pena dan buku yang sedari tadi tergeletak di samping dirinya. Coretan demi coretan mulai terlihat di buku bersampul lusuh itu.

“Akhirnya, akhirnya…” Akhirnya, setelah berhibernasi sekian bulan dari dunia kehaluan – tulis menulis, Norton telah menemukan kembali ilham untuk menulis.

Identity V - Kumpulan Short FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang