CHAPTER 11 || KELUARGA

25 13 3
                                    

"Rindu akan kehangatan."

-BellaEq

—–~©®~—–

Selamat membaca ...

Hujan gerimis disertai angin kencang sedang melanda Ibu Kota Jakarta sejak dini hari. Suara gemercik air itu membangunkan gadis yang masih meringkuk di balik selimut tebalnya. Tubuhnya menggigil, wajahnya tampak pucat pasi.

Sepanjang malam, mata gadis itu tetap terjaga hingga pukul tiga dini hari untuk mengerjakan lembaran soal yang diberikan oleh Zafran kala itu.

Setelah kejadian di kantin kala itu, esok harinya Bella tidak masuk sekolah karena sakit. Alhasil Bella tidak mengikuti bimbingan olimpiade dua kali.

Zafran, pemuda itu sangat mencemaskan keadaan Bella. Setelah mengetahui bahwa Bella sakit, Zafran berinisiatif untuk menjenguknya. Alih-alih membawa buah-buahan atau semacamnya, Zafran malah membawa lembaran soal ke rumah Bella.

Kala itu, Zafran berpikir akan lebih mudah untuk mencari alasan jika ia membawa lembar soal.

"Zafran? Ngapain ke rumah Bella?" tanya Bella ketika melihat Zafran masuk ke kamarnya bersama sang bunda.

"Masuk aja, Nak," ujar Kiara mempersilahkan Zafran masuk.

"Bunda tinggal ke dapur ya, kalian baik-baik disini," lanjut Kiara menggoda mereka berdua, lalu Kiara pergi dari sana hingga menyisakan dua sejoli itu.

Awalnya Zafran ragu untuk masuk ke kamar seorang gadis, namun Kiara memaksanya dengan alasan Bella sedang istirahat di kamar, tapi memang betul.

Bella turun dari ranjang lalu berjalan menuju balkon kamar, Zafran mengekor di belakang tubuh mungil Bella.

"Jadi?" kata Bella membuat Zafran menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Zafran membuka tasnya dan memberikan tumpukkan kertas itu kepada Bella, "Kebetulan jalan rumah lo searah dengan rumah gue, jadi ... nih," ujarnya.

"Oh ya? Bella baru tau kalau rumah Zafran searah sama rumah Bella," sahut Bella dengan tatapan menyelidik.

"Lo gak percaya?"

"Hem."

"Udah Bella terima, masih ada hal lain?" ujar Bella memancing Zafran agar mengatakan bahwa Zafran mencemaskan Bella.

"Eng-gak, yaudah kalau gitu gue pulang dulu. Jangan lupa dikerjakan." Bella tersenyum kecut saat mendengar hal lain dari mulut Zafran.

Sadar akan perubahan wajah Bella, Zafran akhirnya membalikkan tubuhnya ke arah Bella lagi.

"Cepet sembuh ya, Bel," pungkas Zafran sembari menepuk pelan puncak kepala Bella. Sangat lembut dan hangat, sampai tidak terasa jika itu adalah perhatian terakhir yang Zafran berikan kepada Bella.

Tersadar akan ingatannya, Bella kembali menarik selimut tanpa ingin bangun dari tidurnya. Sungguh, Bella merindukan kehangatan yang ia rasakan saat bersama dengan Zafran. Entah mengapa, Bella sangat merindukannya.

***

Halaman rumah Bella masih dipenuhi oleh genangan air hujan. Pasalnya, sudah tujuh jam sejak turun hujan dan baru saja berhenti pada pukul 9 pagi hari.

Bella, gadis itu masih setia dengan kasur dan selimutnya. Bagi Bella tiada kegiatan yang paling menyenangkan selain rebahan saat hari Minggu.

✓A Journey to Find You: Dream [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang