CHAPTER 3 || PERTEMUAN KEDUA

50 18 4
                                    

"Insecure hanya membuat dirimu semakin tidak percaya diri, dan tidak percaya diri akan membuatmu insecure. Sedangkan langkah awal untuk mencapai mimpi-mimpimu adalah percaya diri."

-DEAP

—–~©®~–—

Selamat membaca ...

Di-dia?

Mengapa laki-laki itu kesini? Dan dengan siapa ia kesini? Lalu, mengapa aku juga disini?

Kalimat itu seakan memenuhi pikiran Bella. Tanpa ada yang menyadari, diam-diam Bella merapikan rambutnya dan menata poni agar menutupi mata nya yang sembab serta menurunkan sedikit kacamata yang dipakainya agar menutupi jerawat di pipinya.

"Zafran, Bima. Ayo masuk," perintah Bu Yuni.

Batin Bella berkata, "Mana yang Zafran dan mana yang Bima?"

"Oke, baik. Sekarang kalian akan berurusan dengan Pak Warno. Monggo, Pak." Bu Yuni pun pergi meninggalkan mereka bertiga bersama dengan Pak Warno— guru senior Fisika.

"Oke, jadi begini ... dalam 10 tahun terakhir sekolah kita telah berpartisipasi dalam ajang olimpiade tingkat nasional, dan Alhamdulillah 'nya sekolah kita telah berhasil membawa banyak medali dan piala dalam lima tahun berturut-turut."

"Dan Pak Warno telah memantapkan pilihan Bapak kepada kalian. Bima– walaupun dia masih kelas sepuluh, kemampuan menghafal juga menghitungnya patut diakui jempol. Maka dari itu, Bapak memiliki keyakinan bahwa Bima bisa menjadi anggota tim yang dapat diandalkan. Zafran dan Bella, kalian sudah berpengalaman dalam hal ini. Tahun lalu kalian telah berjuang dengan keras untuk membawa kemenangan. Bedanya, tahun lalu tidak ada istilah tim dalam olimpiade."

"Jadi, Pak Warno pengin kalian untuk bersungguh sungguh dalam mengikuti olimpiade yang akan diadakan tiga bulan lagi, yang mana kalian akan menjadi satu tim. Bella perwakilan Biologi, Zafran perwakilan Fisika, dan Bima perwakilan Kimia. Kalian harus bisa menjadi tim suksesnya SMA Garuda."

"Dan selama tiga bulan, kalian akan mendapatkan bimbingan khusus dari Pak Warno, Bu Susi, dan Bu Catur secara bergantian."

"Gimana, kalian siap?"

"Siap, Pak." Tanpa ragu, mereka bertiga  menjawab dengan kompak.

***

Setelah mereka diizinkan untuk meninggalkan ruangan, Bella langsung menuju kelas. Namun, sesaat sebelum Bella melangkahkan kakinya menuju kelas, seseorang berhasil membuatnya berhenti.

"Eh, tunggu!" Saat itu juga, Bella memberhentikan langkahnya dan membalikkan badan ke sumber suara itu.

"Ka-kak-kamu? Ada a-ap-apa?" tanya Bella dengan menundukkan kepalanya. Saat ini, jantung Bella sedang berdebar-debar, dan wajahnya terlihat malu untuk menatap lelaki itu. Tangan mungil Bella bergerak ke atas, memegangi dadanya yang berdetak abnormal.

"Nih," kata Zafran sambil menyodorkan sebuah buku yang waktu itu ia ambil dari Bella. Awalnya Zafran sudah mengembalikan buku itu ke perpustakaan, tapi entah mengapa saat Zafran telah berada di perpustakaan, dirinya enggan untuk mengembalikan buku itu dan ia pun membawanya lagi.

"A-apa?" tanya Bella dengan napas memburu.

"Ini, buku yang waktu itu mau lo pinjem di perpus."

"Ohh."

"Lo udah gak mau baca?"

"Mau kok mau," jawab Bella lalu merampas buku itu dari tangan Zafran.

"Terimakasih," ucap Bella masih menunduk dan ia pun buru-buru pergi dari sana karena merasa canggung. Hal itu membuat Zafran tersenyum tipis menatap punggung kecil milik Bella yang semakin menjauh.

✓A Journey to Find You: Dream [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang