CHAPTER 12 || AWAL KECEMBURUAN

27 11 1
                                    

"Cemburu. Siapapun berhak merasa cemburu, entah itu cemburu kepada teman, pacar, hewan atau bahkan benda sekalipun. Bisa jadi, awal dari cinta adalah rasa cemburu. Bisa jadi pula, cemburu adalah awal dari sifat dengki. Tinggal pahami saja, mana cemburu cinta, mana cemburu dengki."

-DEAP

—–~©®~–—

Selamat membaca ...

Hari ini cuaca terlihat sangat cerah. Mentari tak segan-segan menampakkan sinarnya yang terik. Hal itu membuat Pak Bambang semakin semangat untuk mengadakan pemeriksaan atribut serta penggrebekan UKS.

"AYO SEMUANYA SEGERA KE LAPANGAN, UPACARA AKAN DIMULAI SEPULUH MENIT LAGI."

"YANG MASIH DI KELAS TOLONG SEGERA KE LAPANGAN, CEK ATRIBUT HARUS LENGKAP."

"ASEP, SERAGAMNYA TOLONG DIMASUKKAN," teriak Pak Bambang sembari menyusuri koridor kelas.

"SIAP, PAK."

"RARA, DIANA, AYO SEGERA AMBIL TOPI KALIAN."

"Zafran, Tasya kalian ngapain berduaan disini? Bukan waktunya pacaran," ujar Pak Bambang ketika melihat Zafran dan Tasya sedang berbincang ria.

"AYO CEPAT KE LAPANGAN," lanjut beliau.

Brak ... Brak ...

"AYO SIAPAPUN KALIAN YANG ADA DI DALAM CEPAT KELUAR! BAPAK TAU KALIAN GAK LAGI SEKARAT KAN," teriak Pak Bambang ketika sampai di UKS.

UKS kini menjadi asrama putri dadakan. Saat hari senin tiba, ada saja yang beralasan pergi ke UKS padahal tidak sedang sakit. Kebanyakan dari mereka, ada yang tidak membawa dasi, sabuk, topi dan takut kepanasan.

"BAPAK HITUNG SAMPAI TIGA, JIKA PINTU TIDAK DIBUKA, AKAN SAYA GEMBOK DARI LUAR SAMPAI SATU MINGGU DI SINI," lanjut beliau sembari memperlihatkan gembok kearah jendela.

"Buka, Fan, buka," suruh Talia yang langsung dipatuhi oleh Fani.

"Kalian! Gak ada kapok-kapoknya ya!" bentak Pak Bambang kepada Talia, Fani, dan yang lainnya.

"Dasi mana dasi?"

"Topi, topi?"

"Ikat pinggang?"

"Kaos kaki ...," ujar Pak Bambang bergantian memeriksa atribut mereka.

"KALIAN SEMUA SEGERA KE LAPANGAN, MEMBENTUK BARISAN SENDIRI DAN MENGHADAP KE TIMUR!" perintah Pak Bambang yang langsung disetujui oleh mereka yang ada disana.

Saat ini semua warga SMA Garuda telah berbaris rapi di lapangan untuk melaksanakan upacara bendera, sedangkan Bella, gadis itu malah berada disebuah gang kecil, jalanan menuju ke sekolah.

Bella berangkat ke sekolah dengan menaiki sepeda motornya, tidak seperti biasanya, saat ini Bella harus melewati jalan tikus untuk menghindari macetnya ibu kota.

"Yah, udah ditutup gerbangnya," gumam Bella ketika sampai di depan gerbang. Bola matanya menyusuri pos satpam yang tidak jauh dari gerbang. Bella tidak melihat siapapun di sana.

Bella memanjat pagar dengan susah payah untuk menerobos masuk, namun sesaat kemudian kakinya terasa berat sebelah, seperti ada yang menahannya.

Benar saja, saat Bella menolehkan kepalanya ke arah luar pagar Bella mendapati Bima yang sedang menahan kakinya.

"Bima, lepasin, keburu ketahuan sama Pak Bambang," pinta Bella yang tidak membuat pikiran Bima berubah.

"Turun," kata Bima dengan wajah datarnya.

✓A Journey to Find You: Dream [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang