CHAPTER 19 || PEDULI ?

15 4 0
                                    

Selamat membaca ...

Author POV

Part ini, saya tulis secara awkard, amburadul. Tapi, kayaknya part ini bakal menjadi part terdebest bagi saya, meskipun gak tau kemana arahnya kemana.

Cerita ini saya ikutkan challenge menulis dan besok adalah deadline pengumpulan naskahnya, t-tapi ... Lihatlah dan bukalah matamu ...

Cerita ini belum selesai, belum menyentuh akhir.

Apakah saya akan menjadi seperti Yohan? Berakhir sebelum menyentuh akhir dari halaman.

Ataukah harus seperti Bella? Menyempurnakan apa yang sudah berakhir menjadi sebuah lanjutan? Entahlah.

Kalian cukup tahu, TUGAS SEKOLAH SAYA NUMPUK :(

Baiklah, saya akan berusaha meringkas ceritanya. Mungkin dari awal saya terlalu bertele-tele dan malas update :(

Kalian yang sudah baca, jangan lupa vote ya :)

Doakan agar tangan dan otak saya sejalan untuk menyelesaikan sisa cerita ini dalam satu hari ---

***

"Bella ...."

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di sebuah atap gedung yang menjulang tinggi, menampakkan seorang gadis berkacamata dengan rambut terikat sedang bersama seorang pemuda tinggi berwajah manis. Dua sejoli itu tengah bercengkerama sembari menikmati suasana senja.

Bella dan Zafran, entah mengapa keduanya kini sering dipertemukan. Bella merasa hari-hari nya semakin berwarna saat bersama pemuda itu. Entah Zafran merasakannya atau tidak 'pikirnya.

Tapi yang pasti, Zafran juga merasa hari-hari nya belum lengkap sebelum melihat wajah gadis itu. Sudah satu tahun lebih keduanya saling mengenal. Kini mereka sudah akan menghadapi ujian nasional.

Bella melangkahkan kakinya ke atas pagar, mencoba berdiri di sana. Perlahan, gadis itu memejamkan mata dan mengepakkan tangannya bak sayap, membiarkan wajahnya diterpa oleh angin.

Gadis itu tengah membayangkan dirinya saat ini terbang tinggi di angkasa dan mencoba mencapai mimpi kakaknya yang juga menjadi mimpinya.

Sedangkan, Zafran, pemuda itu sudah ketar-ketir dengan apa yang dilakukan oleh gadis di depannya ini. "Bel, turun ... nanti jatuh," perintah pemuda itu. Nampaknya Bella tak mendengar ucapan Zafran, sebab suara angin yang melintas di telinganya. "Zaf, coba naik kesini. Enak tau kayak gini, berasa terbang ke angkasa," rancau Bella, matanya masih terpejam.

✓A Journey to Find You: Dream [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang