bab 16 - Manar; buah jatuh tak jauh dari pohonnya

5 3 0
                                    

Tau ngga kenapa gempa kecil itu disebut juga dengan Lindu? Soalnya kalau Rindu itu perasaan aku ke kamu sekarang. ~huasekkk

~HAPPY READING~

[Manar Fuadi Rafsanjani]

"KAK MANAR AYO MAIN KUDA-KUDAAN LAGI!!! AYO JADI KUDA LAGIII!!!"

Teriak seorang gadis kecil sambil menarik-narik ujung kaos gue. Gue menghela nafas kasar, baru saja istirahat sebentar, sudah disuruh jadi kuda lagi. Capek tau!

"Caca sini deh, mending mainan masak-masakan di hapenya kak Manar" ucap gue pada gadis kecil itu, "Atau mau nonton Upin Ipin aja?" lanjut gue bertanya

Caca-- gadis kecil anaknya Tante kos gue-- pun jadi merengut sendu, "bosen liat Upin Ipin, mau nonton yutub aja kak! nonton Rafatar sama Gempi" ucapnya

Gue sedikit tersentak, buset ini anak apdet bener sama youtube. Jaman gue kecil dulu, umur segini mah lagi asyik-asyiknya main kelereng sambil adu mulut sama anak-anak cewek yang lagi main masak-masakan.

"Yaudah sini" ucap gue menyuruh anak itu mendekat

Dan berikutnya, fokus Caca teralihkan sempurna ke layar ponsel gue. Gayanya cakep banget kayak orang udah dewasa aja-- nonton sambil rebahan di sofa.

Kalo udah gini, gue ngga bisa ngapa-ngapain lagi. Gue menghela nafas kasar kembali. Ngga abis pikir sama tante Yessi, kok bisa si anak umur segini ditinggal pergi sendirian dirumah gini?

Haris-- kakak Caca-- sudah pergi ngeluyur entah kemana setelah selesai mandi. Dan jadilah Caca kesepian gini. Beruntung ada gue, sang pangeran baik hati yang rela menemani gadis kecil ini.

"Kak... Kak.. Mau minum..." ucap Caca

Gue mengernyit samar, "Ambil sana" jawab gue

"Iihh ambilin kak!" ucap Caca lagi, pandangannya masih tak teralihkan dari layar ponsel gue

"Caca kakinya baik-baik aja kan? Berarti bisa jalan ke dapur ambil minum sendiri kan?" tanya gue dengan suara lembut

Caca melirik sinis ke arah gue, lalu pandangannya kembali pada layar ponsel sambil menggerutu pelan, "Dasar cowok ngga peka" ucapnya

"Ha-- Apa? Caca diajarin siapa ngomong kayak gitu?" tanya gue terkejut

"Diajarin tivi" jawab Caca santai

Buset, anak tk jaman sekarang canggih bener dah, heran banget gue.

"Sana ambilin kak" ucap Caca lagi

Membuat gue melirik ke anak itu sekilas, "Kak Manar ambilin, tapi Caca janji ngga boleh ngomong kayak gitu lagi ya? Nanti kalo udah gede aja baru boleh" ucap gue

Dan Caca hanya mengangkat jempolnya tanpa berkata apa-apa, bahkan menoleh pun tidak.

Gue pun segera bangkit ke arah dapur untuk mengambilkan segelas air minum untuk tuan puteri.

Caca hanya meneguk minumnya sedikit lalu kembali fokus pada ponsel gue. Sampai jam menunjukkan pukul empat sore, gadis kecil itu terlihat memejamkan mata dengan ponsel gue yang masih menyala di tangannya.

Gue pun segera meraih ponsel itu, menonaktifkannya, lalu menaruhnya ke dalam saku. Berikutnya gue menggendong tubuh gadis kecil itu ke dalam kamarnya, meletakkannya pada tempat tidur bermotif hello kitty, lalu menyelimuti tubuhnya.

Gue lalu keluar dari kamar Caca, berpesan pada salah satu asisten rumah tangga tante kos, lalu gue segera menuju ke kamar gue sendiri.

**

ELDER [Complited] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang