bab 7 - Manar; orang gila semua

66 7 0
                                    

Ada hal yang lebih rumit dari sekedar logaritma, yaitu memahami perasaan wanita.

~ENJOY~

Now playing : Dari Mata Ke Hati - Hivi

[Manar Fuadi Rafsanjani]

"SAYA TIDAK AKAN MENGULANGINYA LAGI"

Desas-desus suara murid SFS serta celetukan-celetukan aneh kian memenuhi telinga gue. Barisan siswa siswi yang terlambat kini tengah dihukum untuk lari keliling lapangan tengah sambil meneriakkan janji untuk tidak mengulanginya lagi.

Kelas gue yang pagi itu sedang ambil sikap pemanasan untuk mapel olahraga mau tak mau harus berbagi lapangan dengan mereka.

Pandangan gue tak sengaja melihat Naura-- yang masuk barisan itu-- kini sedang main kejar-kejaran dengan kembarannya sambil sesekali tertawa riang, sama sekali tidak merasa bahwa dirinya sedang dihukum.

BRUKKK

"KYAAAA"

Teriakan seorang gadis disertai bunyi benda jatuh yang cukup keras membuat hampir semua pasang mata di lapangan menoleh ke sumber suara.

"HAHAHAHAHA RASAIN LO, JATOH KAN WLEEE" teriak Naufal sembari menjulurkan lidah berniat meledek

Naura yang masih pada posisinya-- jatuh tersungkur ke tanah-- itu membuat kadar emosinya menaik seketika.

"NOPAALLLLLLL" teriak Naura sambil berusaha bangkit lalu kembali mengejar Naufal

Keduanya bahkan tidak sadar bahwa mereka sedang menjadi pusat perhatian saat ini.

Gue meringis sambil berdecak heran, tu cewek abis jatoh malah main kejar-kejaran lagi, udah ceroboh, ngga tau malu pula, aishh!

"Ayo semua kumpul dulu, merapat kesini" suara Pak Budi membuat gue segera mengerjap dan melangkah mengikuti yang lainnya

Setelah diberi arahan oleh Pak Budi, kelas gue pun segera menuju ke lapangan volly untuk mengambil penilaian.

**

Gue menyeka keringat yang menetes di dahi dengan punggung tangan. Dilihatnya teman-teman lain yang masih harus menunggu giliran untuk pengambilan nilai. Gue duduk manis pada bangku besi panjang yang terletak di pinggir lapangan volly.

"Satu botol minuman dingin di siang hari buat cowok ganteng yang lagi kecapean" ucap seorang gadis dari arah belakang

Gue yang merasakan hawa dingin menempel di pipi pun jadi menoleh ke sumber suara.

"Ngapain elo disini?" tanya gue pada gadis itu-- Naura

"Ngga tau, lagi jalan-jalan aja cari angin" ucapnya sambil duduk di samping gue, "Nih minum" lanjutnya sambil menyodorkan botol minuman itu

Gue mengernyit samar memandangi Naura dan botol itu secara bergantian.

"Tenang aja kali, ini baru gue beli, bukan bekas gue minum" ucap Naura lagi

Membuat gue segera meraih botol itu dan meneguk isinya hingga tersisa setengah. Lumayan, gratis.

"Sayang banget, padahal gue lebih suka yang bekas elo si.." ucap gue santai "Kayak yang waktu itu, kayak ada manis-manisnya gitu" kali ini gue menghadap ke arahnya sambil menaik-turunkan alis

"Mau modus lo sama gue?" ucap Naura dengan nada kelewat berani sambil mencubit keras lengan gue

Membuat gue mengaduh kesakitan, "AW IYAA AMPUNN--"

ELDER [Complited] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang