bab 2 - Naura; mean girl si ratu drama

99 9 0
                                    

Sejatinya manusia itu soal perasaan. Tentang mencinta dan dicinta. Jika tidak diantara keduanya, mungkin kamu belum menyadarinya.

~ENJOY~

[Naura Hildania Ayeesha]

Dering suara bel menggema seantero sekolah, pertanda jam istirahat telah dimulai. Puluhan siswa berbondong-bondong keluar kelas. Ada yang hendak menuju kantin ada juga yang hanya sekedar ingin keluar kelas untuk menghilangkan rasa suntuk usai pelajaran.

Bayangan dua orang murid yang sedang dihukum ditengah lapangan menghadap ke tiang bendera pun langsung menjadi sorotan. Celetukan-celetukan aneh pun kian terdengar. Ada yang dengan terang-terangan menertawai, ada pula yang hanya melirik lalu tak banyak peduli.

Para cewek-cewek berteriak histeris karena melihat Naufal-- kembaran gue, yang tengah mengelap keringatnya dengan punggung tangan. Dua kancing seragam osisnya pun terbuka, semakin mengekspos keringat yang meluncur dari tubuhnya.

Tidak jauh berbeda dengan kehebohan anak-anak cewek. Anak-anak cowok pun tak kalah melewatkan momen langka ini. Memandangi gue, yang berdiri di sebelah Naufal. Dengan rambut blonde yang menjadi ciri khas, membuat gue semakin bersinar dibawah terik matahari siang ini. Meski keringat terus menetes membasahi diri, tapi sama sekali tidak membuat kecantikan gue luntur saat ini.

Dan sesekali gue membalas sapaan para anak-anak cowok sambil tersenyum. Sebagian ada yang berteriak kegirangan. Sebagian lagi ada yang balik badan karena tersipu malu. Padahal gue cuma senyum. See, jadi cewek cantik gini emang susah ya!

Celetukan-celetukkan lain juga banyak berdatangan dari kaum hawa. Ada yang dengan terang-terangan memuja ketampanan Naufal. Ada juga yang cuma bisa terpesona dari kejauhan.

"Gila! fans gue banyak juga ya! Gue berasa jadi artis" celetuk Nopal lirih

Membuat gue hanya melirik sinis sambil berdecih, "Mumpung lagi rame nih, mau ngedrama ngga?" ucap gue

Nopal mengernyit samar, detik berikutnya memasang raut wajah seperti sedang berfikir, "Boleh juga, cape gue berdiri mulu, laper" jawabnya

"Oke, siap-siap ya" ucap gue "Satu, dua, tiga.." lanjut gue

BRUKKK

Setelah hitungan ketiga, tubuh gue pun sudah jatuh ke tanah. Dengan mata yang sengaja gue pejamkan, yep! Gue pura-pura pingsan.

Bisa gue dengar suara-suara anak cowok yang menanyakan keadaan gue. Ada yang mendeket bahkan ingin menolong gue langsung dengan nada cemasnya. Tapi sayang, Naufal dengan cekatan langsung menggendong tubuh gue dan menjauh dari kerumunan.

"Mau kemana nih?" tanya Nopal

Membuat gue mengintip keadaan sekitar, tidak terlalu ramai bararti aman. Gue pun membuka mata dengan sempurna.

"Katanya laper, ya ke kantin lah" jawab gue

Tanpa banyak bicara, gue dan Nopal sudah ada di kantin. Tepatnya meja pojok yang biasanya diisi oleh para badboy penguasa sekolah. Naufal pun segera menurunkan tubuh gue.

"Duduk sini, gue pesen makan dulu" ucapnya

Gue pun hanya menurut.

"Ngedrama apa lagi elo sama Nopal?" tanya Fery-- badboy senior yang sudah duduk menempati meja pojok ini

"Tadi telat, terus dihukum suruh nyiramin tanaman, karena gue sama Nopal malah perang air, akhirnya suruh hormat ditengah lapangan" jawab gue menjelaskan sambil mengambil alih sprite milik Andre-- teman kelas Naufal

ELDER [Complited] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang