Chord 6

48 17 0
                                    

Attention © Fukuyama12

.
.
.

Liburan pergantian tahun sudah selesai. Saatnya kembali pada rutinitas sekolah yang membosankan. Hari ini kelas bahasa ada di jam pertama, mungkin Sophia akan duduk di sebelahku lagi. Berbicara mengenai gadis itu, aku tidak mendengar kabar apapun darinya.

Kami tidak bertemu, bahkan berpapasan pun tidak pernah. Aku pikir dia mungkin menghabiskan waktu dengan pacar super tampannya, tetapi ketika aku bertemu dengan pacarnya saat kencan dengan Sage, dia bilang jika gadis itu sedang tidak ingin diganggu. Aku sedikit terkejut saat dia berkata bahwa mereka hanya bertemu selama beberapa jam saja.

Aku menoleh pada siswa-siswi yang berkumpul di depan majalah dinding. Sepertinya klub koran sekolah berhasil menemukan berita panas yang terjadi selama liburan. Sebenarnya aku penasaran, tetapi saat aku melihat kerumunan yang penuh sesak itu, aku semakin mengurungkan niat untuk membacanya.

"Apa kau percaya artikel itu?" Seseorang berbisik pada temannya, entah kenapa aku semakin penasaran.

"Entahlah. Rosewood memang aneh, tetapi buku mitos yang dibuatnya tahun lalu cukup menarik. Kita hanya perlu menunggu konfirmasi faktanya saja. Siapa pun perlu mencobanya."

Aku mengernyit. Oh, percakapan itu membuatku semakin penasaran dengan apa yang tertulis dalam artikel itu. Terlebih lagi fakta bahwa nama Sophia Rosewood juga tertulis di sana. Sepertinya artikel itu dapat menjelaskan apa saja yang dilakukannya selama liburan kemarin.

Namun karena terlalu banyak orang berkumpul di sana, maka pilihan terbaik adalah mencari tahunya langsung dari sumber beritanya, dengan kata lain, pergi menemui Sophia. Saat aku hendak mencarinya, tiba-tiba saja aku melihat pesan masuk yang dikirim oleh gadis itu. Isinya adalah ia yang sedang menungguku di kantin. Oh, waktu yang tepat.

Saat aku menginjakkan kaki di kantin sekolah, aku melihat Sophia duduk berdampingan dengan pacarnya. Jika saja pemuda itu tidak menyadari kehadiranku dan tetap di sana, maka aku mungkin akan mengurungkan niatku berjalan ke arahnya. Siapa juga yang mau menjadi roda ketiga? Untungnya Raven segera pergi.

Sophia mendorong sepotong cheesecake yang terlihat menggiurkan. Aku tahu kue itu. Itu kue legendaris buatan Sophia yang rasanya dapat membuatmu terbang tinggi. Aku tidak sedang bercanda. Dia menyuruhku untuk memakannya tanpa berkomentar apapun. Dan aku menyetujuinya.

"Kau tahu, Blue? Setelah melakukan perjuangan yang melelahkan selama liburan kemarin." Sophia mulai bercerita. "Aku berhasil menemukannnya! Barang legendaris itu! Kau harus bangga dengan diriku yang cantik dan jenius ini!" Aku memutar mataku. Jika bukan karena cheesecake ini, mungkin aku sudah beranjak dari kursiku sekarang.

"Sebagai temanmu yang baik hati, aku akan meminjamkan barang ini kepadamu secara eksklusif," ujar Sophia. Aku mengernyitkan alisku. Sophia seharusnya tahu jika aku tidak tertarik dengan barang-barang kesukaannya atau hobinya yang aneh.

"Benda apa yang kau maksud?" tanyaku heran. Aku butuh penjelasan di sini. Semuanya masih tampak gelap. Aku mengernyitkan alisku lagi dan mencoba mengingat sesuatu. Mungkin sebelum liburan Sophia mengatakan sesuatu kepadaku. "Tunggu, apa maksudmu tentang cermin gaib itu?"

Sophia menatapku tidak suka. "Bukan cermin, itu kaca, Blue!" koreksinya. "Tapi, tebakanmu tepat sekali! Sembilan puluh untukmu, karena kau salah menyebutkannya!"

Aku melipat kedua tanganku di depan dada. "Kupikir kau tahu jika aku tidak suka dengan topik ini?! Cermin atau kaca legendaris itu hanyalah bualan, Sophia!"

"Itu bukan bualan, Blue! Kau harus mencobanya! Aku sudah menghabiskan seluruh jam dalam hari liburku hanya untuk memecahkan teka-tekinya! Aku melakukannya untukmu, lho!" Sophia ikut meninggikan suaranya.

"Aku tidak memintamu untuk mencarinya!" seruku. Sophia terlihat membeku. Oh, sepertinya aku telah menyakitinya, tetapi aku tidak peduli sekarang. Aku dengan cepat memakan sisa kue itu agar dapat segera pergi. "Terima kasih atas kuenya!"

Saat aku melangkah menjauh, tanpa sadar Sophia juga meraih tasnya dan berlari mengejarku. Oh, dia benar-benar keras kepala!

"Berhenti, Blue!" serunya dengan menarik tanganku dengan kuat. Dia membuka tanganku dan memaksaku untuk menggenggam benda asing seukuran telapak tangan. "Kau boleh percaya atau tidak, tapi aku minta satu hal kepadamu. Kau hanya perlu mencobanya itu saja! Ingat, mereka hanya punya waktu 24 jam sebelum mereka menghilang setelah kebenarannya terungkap."

Sophia berlari begitu saja sebelum aku sempat mengembalikan barang itu kepadanya. Aku membuka tanganku perlahan. Ada sebuah kaca dengan bingkai antik di sana, berbentuk oval dan tidak memiliki pegangan. Aku menatapnya aneh. Apa ini benar kaca legendaris yang banyak dibicarakan itu?

Aku menyimpannya dalam saku, jika saja aku tidak membayangkan wajah menyeramkan Sophia saat marah, mungkin aku sudah membuang benda ini sekarang.

.
.
.

Next ➡️➡️

Attention ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang