Karena aku orangnya nggak suka sad ending, jadi aku kasih ini ke kalian :v
Kalian boleh pilih mau ending yang ini atau yang sebelumnya :)
.
.
.Happy reading
.
.
.Netra itu terbuka, menampilkan mata biru seindah salju yang menawan. Langit-langit asing yang memenuhi pandangannya itu membuatnya sedikit kebingungan. Aroma obat-obatan menyerbu indra penciumannya dengan paksa.
Tangannya menyentuh wajahnya yang basah dan air mata yang tidak berhenti menetes. Ia baru saja terbangun dan menangis tanpa sebab.
Suara pintu yang terbuka membuat gadis itu menolehkan kepalanya dengan perlahan. Mata heterochromia yang tidak asing itu bertemu dengan miliknya. Suara panggilan kasar terdengar setelahnya.
"Blue?!" Suara low tone itu meneriakinya diikuti dengan langkah kaki panjang dan tubrukan di badannya saat mereka bertemu.
Gadis yang dipanggil dengan nama 'Blue' itu dapat melihat air mata yang berkumpul dan jatuh tanpa halangan. Pemuda itu menangis dengan memeluk tubuhnya erat seakan ia bisa menghilang kapan saja.
"Kau sudah bangun! Aku senang sekali!"
Blue mengernyit. "S-sage?"
Pemuda itu mengangkat kepalanya, lalu mengangguk cepat. "Iya, ini aku!!"
Blue menoleh ke sana-kemari. Ruangan yang asing ini seperti bagian dari kamar di rumah sakit yang biasa terdapat di televisi yang ia tonton. Di tambah lagi dengan adanya sebuah selang infus yang terpasang di tangannya.
"Apa yang terjadi?" Blue bertanya dengan suara rendah. Semuanya terasa membingungkan. Seingatnya, ia sedang tertidur di atas sofa yang nyaman dengan Sage yang ada di sebelahnya. "Kenapa aku ada di sini?"
"Apa yang kau katakan?! Aku mengkhawatirkanmu! Kau tidak membuka matamu sejak kecelakaan kemarin! Ini sudah minggu kedua, aku senang kau akhirnya bangun." Tangan Sage menyentuh kedua pipi Blue dan menghapus air matanya. "Kupikir aku akan kehilangan dirimu!"
"Bu-bukankah kau yang menghilang?"
"Kau bicara apa, sih?! Apa kau ingin aku mati di kecelakaan itu?!!" Sage berseru ke arahnya.
Blue mengernyit kesal dengan matanya yang berkaca-kaca. "Mana mungkin! Aku mencintaimu! Aku tidak ingin kau pergi!"
Blue tiba-tiba kembali menangis kencang. Pemuda yang ada di dekatnya terlihat kebingungan, tetapi Blue masih bisa melihat wajahnya yang memerah. Dan Blue menyukai hal itu.
Sage menariknya perlahan dalam pelukan dan menepuk pelan punggung kekasihnya yang bergetar. Mungkin gadis itu baru saja bermimpi buruk, tetapi memang kecelakaan saat mereka berangkat tur musim panas kemarin sangat menyeramkan. Mungkin sebagian orang yang selamat akan terus menganggapnya sebagai mimpi buruk.
Sage mendekati telinga gadis yang sedang memeluknya erat dan berbisik lembut, "Tidak apa-apa, aku ada di sini."
.
.
.-Another Ending | End-
jadi, kalian lebih suka ending yang mana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention ✓
Teen Fiction[Completed] Ini hanya kisahku dengan seorang pemuda dengan hawa keberadaannya yang rendah, ditambah dengan mitos-mitos yang bertebaran di sekolahku. #songfic SagexBlue