"Sejak kapan toko ini begitu ramai?" Tanya Seokjin saat tiba di perbelanjaan
"Mungkin ada sesuatu? Atau seseorang?" Soobin mengedarkan pandangan ke sekitar toko pakaian yang penuh orang
"Mau ketempat lain? Mungkin tidak sepenuh ini" ajak Yeonjun
"Boleh, kalau disini nanti tak selesai sampai tengah malam" Soobin langsung menarik tangan Seokjin yang melihat kedalam toko lebih jauh.
Sampai di toko yang tak ramai, Seokjin melihat-lihat pakaian yang sekiranya cocok untuk Yeonjun. Sedangkan Yeonjun dan Soobin pergi ke toko lain dengan alasan tak menemukan yang cocok.
Bukan pertama kali Seokjin yang seorang pangeran berkeliaran tanpa pengawalan. Dia sudah memakai topi dan masker yang menutupi hampir semua wajahnya.
Tak lama ia membayar, ia melihat sekumpulan orang yang ramai seperti mengikuti sesuatu atau seseorang, Seokjin tidak terlalu peduli, ia berjalan melewati orang-orang yang memenuhi jalan itu ke arah toko Soobin berada.
Sebelum nya ia melihat seseorang yang sangat familiar dimatanya, tapi ia tak yakin karena orang itu sama, memakai masker juga topi. Hanya mata nya yang terlihat.
"Masih ramai disana?" Tanya Soobin setelah melihat Seokjin di toko itu
"Masih, tak tahu ada siapa, tapi orang-orang itu seperti memotret" Seokjin acuh duduk di sebelah Yeonjun
"Untukmu, selamat karena sudah lulus tes menembak kemarin. Mulai sekarang kau bisa menemani Soobin kemana saja dengan bebas" Seokjin menyodorkan tas kertas besar yang tadi dibeli
"Hyung? Terimakasih loh? Kukira tak ada yang mau dibeli"
"Tadi lihat ada jaket yang cocok untukmu, kau selalu pakai yang diberi Soobin sih Hyung cemburu loh" Goda Seokjin
"Bercanda Soobin, tak usah kaget" lanjut Seokjin melihat Soobin yang berdiri mematung
"10 menit lagi tak selesai, aku pulang sendiri ya" Seokjin melanjutkan sambil melihat-lihat keluar
.
Sepulang dari sana, Seokjin jatuh tertidur secepat badannya menyentuh permukaan kasur yang empuk itu. Sebelumnya ia sempat membaca surat pertama Namjoon yang dikirim beberapa hari yang lalu, tak ada niatan membalas karena toh Namjoon tak minta.
Seokjin bangun kesiangan esoknya. Tidur sekitar jam setengah 12, ia terbangun jam segitu pula. Keluar kamar saat orang lain sudah beraktivitas seperti biasanya.
"Hyung ada surat tadi" Soobin melewati Seokjin sambil melempar sebuah surat.
"Dari siapa?"
"Tak tahu, aku tak lihat"
Seokjin berjalan ke arah ruang baca, dimana ia sering menghabiskan waktu. Sebelumnya ia sempat bertemu tuan Kang dan membuat janji nanti sore akan berkebun
Saat membuka isi surat itu, ia segera tahu siapa mengirim, dengan wangi citrus yang sedikit menyengat, Namjoon, hanya dia yang mengirim surat dengan wangi yang semerbak.
Sekarang Seokjin tak bimbang ingin menulis balasan untuk Namjoon atau tidak.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
till forever [namjin]
FanfictionPutra mahkota Seokjin benci dengan Raja Namjoon yang tak lain suaminya sendiri. Berkata bahwa ia akan membenci Namjoon selamanya. Tapi tak ada yang tahu, waktu dapat merubah semuanya.