Pagi itu, Seokjin memtuskan ia akan setuju dengan perjodohan yang dibuat Namjoon. Setelah sempat mengobrol dengan Soobin, Yeonjun dan ibunya, ia sudah yakin akan menikah walau akan tetap membenci Namjoon. "Kan Hyung membenci nya karena ia bilang Hyung tidak terlihat seperti putra mahkota, kenapa bisa terus-terusan membencinya, sih?" Tanya Soobin malam itu saat Seokjin mulai bertanya tentang tanggapan Soobin
Sejujurnya itu bukan hal yang bisa membuat Seokjin benci sebenci-bencinya pada Namjoon, toh kerajaan Namjoon pernah mengirim dua kotak coklat untuk Seokjin sebagai permintaan maaf, tapi yang membuat Seokjin benci adalah bagaimana Namjoon membangun image yang baik di depan banyak orang, tetapi sangat berbeda di hadapan Seokjin. Lagipula itu pertemuan pertama, sangat tidak sopan pikir Seokjin
Coklat yang diberi Namjoon juga mati-matian ia tidak memakannya dan memberikannya ke Soobin. 3 minggu setelah kejadian itu, Seokjin kembali bertemu dengan Namjoon di salah satu pesta kerajaan. Ia melihat Namjoon bermain piano, dan berbicara sebentar di depan tamu. Namjoon juga saat itu sempat mengajak Seokjin mengobrol
"Bagaimana coklat yang kukirim?" Tanya Namjoon
"Tak lihat aku sedang makan?" Alih-alih menjawab, Seokjin menyodorkan sepiring spaghetti yang di sajikan malam itu.
"Lihat, tapi kau bisa menjawab nanti. Akan kutunggu" Namjoon mengubah posisi dari yang berdiri di depan Seokjin, menjadi duduk di sebelah Seokjin
"Coklatnya kuberi Soobin, sudah ku jawab kau bisa pergi sekarang"
"Kau tak mau makan karena itu dariku?" Tebak Namjoon
"Bisa jadi"
"Tak masalah, aku bisa membawakan lebih banyak coklat kalau kau mau"
"Itu hanya membuat Soobin menjadi gendut"
"Kalau begitu, kau yang makan"
"Tak sudi" Seokjin yang muak dengan Namjoon, segera pergi dari tempat duduk itu dan menjauh dari Namjoon takut-takut kalau akan dihampiri kedua kali
.
"Kapan Hyung kesana?" Tanya Soobin pagi itu
"Tak tahu, mungkin tak jadi" Seokjin hanya menjawab singkat
"Nanti kalau pulang, aku pesan bunga kerajaan Kive dong, boleh ya?"
"Pesan? Kenapa tak beli? Sejak kapan juga Kive menjadi toko bunga?" Seokjin menatap Soobin aneh
"Loh? Hyung tak tahu? Namjoon itu suka tanaman, makanya tidak aneh halaman Kive dipenuhi bunga macam-macam. Aku dengar disana bahkan ada bunga peony, jadi tolong mintakan ya? Kerajaan mereka tidak akan berubah mengerikan jika Hyung minta beberapa tangkai" jelas Soobin panjang
"Repot, aku beli nanti di toko bunga jika lewat. Tak sudi menadah tangan ke dia"
"Hyung! Kalau beli di toko bunga akan beda bentuk dan warnanya, aku mau yang di kerajaan Kive pokoknya. Lagipula Hyung belum memberikan kado ulang tahun untukku jadi itu aku anggap kado ulang tahun, oke? Aku tak terima penolakan" setelah mengucap itu Soobin berjalan pergi meninggalkan Seokjin
"Anak nakal itu" Seokjin hanya bisa memikirkan bagaiman cara meminta beberapa tangkai bunga kepada Namjoon
.
"Mau hari apa?" Namjoon mulai bertanya saat melihat Seokjin duduk di ruangannya
"Hari apa?"
"Kau masih bertanya? Hari pertunangan, aku harus bertanya nanti kalau ku putuskan sendiri ku yakin kau tak suka"
"Itu tahu, aku tidak mau cepat-cepat mungkin bisa 5 bulan? Atau mungkin 8 bulan lagi baru aku mau bertunangan" Seokjin mengatakan dengan enteng
"Hah? Serius? Itu terlalu lama"
KAMU SEDANG MEMBACA
till forever [namjin]
FanfictionPutra mahkota Seokjin benci dengan Raja Namjoon yang tak lain suaminya sendiri. Berkata bahwa ia akan membenci Namjoon selamanya. Tapi tak ada yang tahu, waktu dapat merubah semuanya.