O8

768 75 0
                                    

Bangun pagi Seokjin dengan semangat — sedikit malas sebenarnya mendatangi penjaga kebun yang sudah merawat taman kerajaan berpuluh-puluh tahun.

Betul, ia ingin tau bagaimana merawat bunga dengan baik. Awalnya mengelak pernyataan Yeonjun pagi itu yang melihat Seokjin membawa buket bunga peony "Hyung mau belajar tanaman ya? Tuan Kang tidak di kebun sekarang. Sedang pergi berbelanja bibit tanaman baru" berhenti saat mendengar nya "tau dari mana?" "Hyung membawa buket bunga, berlari ke arah taman, berarti Hyung mau bertanam kan? Itu bunga yang diberi Raja Namjoon juga kan?" Tebak Yeonjun tepat

Sempat mengintrogasi Yeonjun sebentar lalu kembali berlalu setelah menjawab "semalam Soobin bercerita, katanya Raja Namjoon memberikan satu buket spesial untuk Hyung. Itu saja" memastikan sekali lagi hanya hal itu saja yang diketahui Yeonjun juga Soobin.

"Loh? Mencari tuan Kang?" Tanya salah satu pelayan

"Ah iya, kira-kira tuan Kang lama tidak? Ada yang ingin kutanyakan"

"Mungkin, karena dia juga ingin membeli peralatan kebun yang baru"

"Begitu ya, kalau dia sudah pulang bilang padaku ya" ujar Seokjin sambil berlalu dengan tetap memegang bujet bunga.

Setelah berkeliling mencari tukang kebun lain, dan hasilnya nihil, ia memilih kembali ke kamar dan menaruh bunga itu di vas kosong.

Namjoon

Ku taruh sementara di sanaBelum bertemu tuan Kang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ku taruh sementara di sana
Belum bertemu tuan Kang

Tak apa, asal bunganya tidak mati
Terimakasih

Untuk?

Menerima permintaan ku

Biasa saja, toh tidak merepotkan

Hahaha iya juga
Aku harus pergi, ada rapat

Iya

Tak yakin mengapa ia harus memberi tahu Namjoon hal-hal kecil yang tidak penting seperti itu. Dan mengapa ia bilang kalau hal itu tidak merepotkan? Jelas-jelas pertama ia tahu Namjoon memintanya menjaga bunga, ia kesal karena hal itu.

.
.

"Hyung tuan Kang sudah pulang tadi ku lihat di depan" Yeonjun yang berpapasan dengan Seokjin memberitahu nya bahwa orang yang dicari sudah datang

"Iya-iya terimakasih" Seokjin berjalan melewati Yeonjun dengan lemas

"Oh iya nanti malam Soobin dan aku ingin pergi keluar, Hyung mau ikut?" Yeonjun tetap mengikuti dibelakang

"Kemana? Bukannya ayah tidak mengizinkan keluar beberapa hari ini?"

"Boleh saja sih, Soobin bilang ada yang harus dibeli dan itu penting"

"Ayah kalau sudah berhadapan dengan Soobin pasti lemah, nanti aku beritahu kalau mau ikut" Seokjin sampai didepan kamar dan sebelum masuk ia bilang

"Nanti aku telepon ya, tak usah kesini. Jauh kalau kau harus berjalan dari ruang utama ke sini" setelah itu Seokjin menutup pintu

"Iya, aku tunggu" Yeonjun tersenyum

.

"Halo Hyung?"

"Tadi katanya kau ingin pergi ya? Dengan Yeonjun?"

"Ck... Yeonjun Hyung bilang-bilang ya? Padahal sudah kubilang jangan berisik"

"Bilang Yeonjun aku ikut, tunggu di depan"

"HAH MAU APA?"

"Aku mau ikut, jangan berisik"

"I-iya nanti ku tunggu, cepat ya jangan lama!" Kata Soobin sebelum menutup telepon

Sebenarnya Seokjin malas keluar, apalagi sudah cukup larut malam. Tapi ia malas kalau hanya dikamar seharian lagipula dia sekaligus ingin membelikan hadiah untuk Yeonjun karena sudah berhasil melewati tes menembak tempo hari.

Soobin yang kesal karena rencananya membeli kado untuk Seokjin harus gagal. "Hyung kenapa mengajak Seokjin Hyung? Kan sudah tau aku ingin membeli kado?" Katanya sambil menunggu Seokjin

"Dia hari ini hanya diam di kamar, keluar cuma mencari tuan Kang dan makan. Tak kasihan?"

"Kasihan sih, tapi kan Hyung tau aku ingin membeli kado? Nanti kalau ketahuan?" Soobin melihat ke samping jendela mobil, Seokjin berjalan dengan sedikit berlari

"Iya, besok kalau ingin pergi ku antar lagi. Tak usah sekarang beli nya"

"Jalan sekarang?" Tanya Seokjin setelah duduk di sebelah Soobin

"Mau kemana?" Yeonjun yang malam itu mengendarai mobil

"Toko dekat sini, jangan terlalu jauh. Sudah mau malam" Seokjin menjawab cepat sebelum Soobin membuka mulut

"Baik" Yeonjun sempat melirik ke arah Soobin melalui kaca tengah mobil, Soobin yang rencananya gagal hanya bisa mendengus melihat Yeonjun yang tersenyum simpul

***

note: mungkin ada yg aneh ya? Kok aku pub chapter kemarin, maaf! kemarin aku ga teliti, malah pub yg bagian O9 duluan daripada chapter O8. Jadi chapter O8 dan O9 akan aku reset publication, maaf sekali lagi!💗

till forever [namjin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang