11

1.8K 116 12
                                    

PFT OMG HAHAHA IM SORRY KENAPA PART 11 UDAH KU PUB????☠️☠️☠️ PADAHAL BELUM SELESAI ASTAGA BARU SADARRR, ok lets continue

.
.
.

Seokjin sengaja tidak menyelesaikan surat balasan dengan segera, "membuat sang Raja menunggu sedikit tidak apa 'kan?" Pikirnya

Namjoon juga tak masalah, ia seakan lupa waktu jika sudah membaca buku, ditemani cuaca yang cocok Namjoon jujur kalau ia sudah lupa untuk apa ia berada di kerajaan Moon

Sampai, Yeonjun datang menghampiri. Dia datang sore itu karena jadwal dia datang ke kerajaan untung mengajari Soobin menggunakan pistol— karena keluarga kerajaan juga harus bisa melindungi diri sendiri

"Raja Namjoon? Sedang apa?" Yeonjun menyadarkan Namjoon yang seperti tenggelam dalam bacaannya

"Sedang membaca? Kau lihat sendiri kan...." Namjoon menggantung pertanyaan nya karena ia baru pertama kali bertemu Yeonjun

"Yeonjun, Choi Yeonjun. Pengawal Soobin"

"Ah, jadi kau yang selalu disebelah Soobin kalau ada acara kerajaan? Pantas wajahmu tak asing" Namjoon menggeser badannya dan membuat tanda agar Yeonjun duduk disebelahnya

"Menjawab pertanyaan tadi, aku sedang menunggu Seokjin. Kau pasti tahu kalau hari ini jadwal makan malam ku dengannya" Namjoon berbicara sambil menatap taman bunga yang memanjakan mata

"Sudah lama? Mungkin Seokjin Hyung tidak tahu Raja Namjoon sudah datang"

"Bukan, kurasa ia sengaja membuatku menunggu. Datang lebih cepat dari janji, membuatnya menulis surat untukku, jelas dia pasti jengkel"

"Atau Seokjin Hyung tertidur? Jam segini memang dia suka tidur"

"Kau sudah mengenal dekat Seokjin? Cara mu memanggil Hyung daripada memakai 'pangeran' sudah menjadi bukti kuat, 'kan?"

Yeonjun terkekeh, jelas dia dekat dengan Seokjin. Sedari kecil ia terbiasa bermain dengan Seokjin dan Soobin. Bahkan karena terlalu lama bersama ia hapal kebiasaan mereka berdua.

"Betul, aku dekat sekali dengannya, bahkan bisa dibilang kerabat? Karena Ayahku mantan penasehat Raja Moon jadi aku terbiasa bertemu dan menghabiskan waktu dengan Seokjin Hyung dan Soobin"

"Begitu ya? Pantas tempo hari saat kalian pergi berbelanja, aku melihat kau juga ikut"

"Itu sebenarnya hanya aku dan Soobin yang pergi, tapi aku mengajak Seokjin Hyung karena aku tau ia bosan selalu di kerajaan setiap hari"

Namjoon mengangguk, dia memang selalu melihat Yeonjun kalau ada acara kerajaan, dia selalu berada di samping Soobin dan Seokjin. Mendengar ia adalah pengawal Soobin tak heran kalau Namjoon melihat di pinggangnya, terdapat pistol tangan.

Yeonjun berdiri memecah keheningan, ia bilang akan segera memanggil Seokjin karena sudah waktu makan malam "Silahkan ke ruang makan lebih dulu, aku akan memanggil Seokjin Hyung" Yeonjun berjalan lebih dulu, sebenarnya Namjoon ingin yang memanggil Seokjin, tapi apa boleh buat.

.

"Sampai repot-repot datang lebih dulu daripada waktu yang dijanjikan" ujar Raja malam itu mengawali percakapan makan malam

"Lebih baik. Kalau dia membuat kita menunggu aku tak sungkan untuk menghabiskan semua makanan ini daripada harus menunggu" Seokjin menyahut

"Seokjin, lebih baik kau ambilkan makanan itu untuk Soobin. Dia kesusahan mencapai nya" tegur Ratu

Seokjin mengangkat bahu asal, ia tahu makan malam ini dibuat untuk membahas pernikahannya lebih lanjut, dan ia tidak bisa hanya mendengarkan keputusan Ayah dan Namjoon tanpa persetujuannya

"Hyung, makan dulu, kau terlalu fokus mendengarkan mereka bicara. Nasi mu berjatuhan, dasar jorok" Soobin menyenggol lengan Seokjin

"Berisik, kau mana tau pentingnya mendengar itu, ini demi masa depan ku tahu"

"Seokjin tetap mau pernikahan nya di adakan 4 bulan lagi, dan kita jelas tak bisa menolak" kata Namjoon

"Bisa saja, kalau kau terus-terusan mengirim surat itu, siapa tahu Seokjin luluh dan memutuskan mempercepat tanggal pernikahan" Soohyun ikut dalam percakapan

"Mana mau. Tak ada namanya percepatan" Seokjin terus membantah

"Atau karena surat Raja Namjoon belum ada yang bagus bagimu?"

"Mungkin, tapi kalaupun ada aku tak mau memajukan tanggal nya"

"Kalau begitu, aku harus lebih keras memikirkan kata-kata untuk surat ku, ya Seokjin?" Namjoon menatap Seokjin yang duduk di depannya

Seokjin memilih memalingkan wajah dan berpura-pura mengobrol dengan Soobin—sedangkan Soobin sedang sibuk memakan daging di piringnya sambil terkekeh.

.

Makan malam selesai, Namjoon izin pamit pulang kembali ke kerajaan Kive, Namjoon sempat mengekor Seokjin ke kamarnya, sampai ia di hentikan dengan badan Seokjin yang tiba-tiba berhenti

"Mau apa?" Tanya Seokjin di depan kamarnya

"Ku kira kau tak sadar aku dibelakang" Namjoon tersenyum melihat Seokjin berbalik badan menghadapnya

"Tak sadar? Jelas-jelas suara sepatu mu bergema sampai semua orang bisa mendengar nya"

"Serius? Berarti aku memilih sepatu yang benar. Oh omong-omong besok mau ikut?"

"Kemana?"

"Kau tau 'kan? Kita harus menjawab pertanyaan dengan jawaban, bukan menjawab dengan pertanyaan?"

"Jawab mau kemana, baru aku jawab ikut atau tidak"

"Kalau ku jawab, menemaniku menandatangani surat-surat yang datang ke kerajaan, kau mau?"

"Jelas, tidak"

"Bercanda, aku mau ke toko bunga, sebentar saja. Ingin mencari sebuket bunga untuk Hoseok, kemarin dia bertambah umur" "Ah, Hoseok, pasangan Yoongi"

Seokjin hanya diam, apa dia ikut? Atau tidak? Jujur, dua bosan sehari-hari hanya melakukan hal yang sama. Walau kadang Soobin mengajaknya keluar istana malam-malam, tapi tetap saja ia masih jenuh.

"Kau tak menjawab, berarti jawabannya iya, 'kan?"

"Terserah" Seokjin berlalu masuk ke kamar dan menutup pintu nya di depan wajah Namjoon

"Besok ku jemput, jangan lupa!" Namjoon sedikit berteriak agar Seokjin mendengarnya

Besok, kalau bisa di anggap, adalah kencan pertama Namjoon dan Seokjin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

till forever [namjin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang