O5

999 101 2
                                    

"Nanti segera pulang, kok. Cuma berkeliling sekitar istana bukan berarti aku kabur" Ucap Seokjin saat mendengar Soobin berteriak di seberang telepon

"Kukira Hyung kemana, tadi Ibu mencarimu. Entah berapa kali ia memastikan apa Hyung benar-benar tidak kabur" Dari nada bicara, jelas Soobin terlihat lelah. Karena Seokjin sudah 7 jam tidak terlihat di istana. Berkata pada supir kerajaan bahwa akan berkeliling ke toko-toko kue di samping istana, malah berujung pergi entah kemana.

"Bilang pada ibu, nanti akan kubelikan gaun baru. Kebetulan aku melihat gaun warna merah marun, pasti cocok untuk dipakainya" Seokjin menjawab sambil menyelip di antara orang-orang yang sedang mengantri di dekat stan makanan ringan. Tetap memastikan bahwa masker dan topi yang dia pakai tidak menunjukkan sedikit celah wajahnya, karena berpergian jauh dari istana tanpa pengawalan, bukan suatu hal bagus.

"Hyung kira hanya dengan gaun ibu akan berhenti cemas? Pulang sekarang. Kalau Hyung tak ingin dijodohkan, bilang pada Ayah, bukannya kabur"

"Siapa yang bilang tidak ingin? Aku hanya bosan terus-terusan di dalam kamar" Seokjin berhenti di dekat toko roti

"Alasan, biasanya juga Hyung langsung mengajakku atau Jeongguk Hyung pergi, tidak biasanya Hyung pergi sendiri. Tadi kutanya pada pak Lee dia bilang tak ada satupun pengawal yang keluar hari ini. Hyung pergi sendiri kan?"

"Aku bukannya sudah bilang ya? Kan memang sengaja tidak membawa pengawal, mereka pasti sibuk menjaga dan orang-orang akan tertarik melihat. Risih" Seokjin membayar dua kantong roti dan mengambil satu piring bagel.

"Seperti baru menjadi keluarga kerajaan saja, Hyung kapan kau pulang? Ibu sudah hampir dua puluh kali menanyakan kau dimana" Soobin terus-terusan mengeluh

"Aku lapar, mampir di toko roti. Tidak jauh dari istana, mungkin hanya sepuluh menit berjalan kaki. Kesini kalau mau, sudah kuberikan roti"

"Yeonjun Hyung akan kesana, aku tidak bisa sekarang, ada jadwal latihan panah lima menit lagi"

"Boleh, biar anak itu yang menghabiskan roti-roti ini"

"LOH? AKU JUGA MAU!"

"Iya-iya berisik, sana latihan, nanti kita bertanding"

"Cepat pulang loh"  ucap Soobin sebelum menutup telepon.

Yeonjun

Nanti tak usah bawa banyak pengawal
Kau saja

Baik, Hyung

Seokjin bosan menunggu Yeonjun, ia akhirnya membaca buku yang tadi sempat dibeli. Hanya semenit, ia menutup bukunya, dan kembali merenung.  Apa yang terjadi jika dia menikah dengan Namjoon? Apa akan bahagia? Yakin Namjoon sudah tau bahwa ia membenci dirinya, dan kenapa harus menikah dengan orang yang dari awal saja tidak suka? Seokjin tidak percaya bahwa Namjoon seperti yang kebanyakan orang bilang, "ia itu romantis, yang menikah dengannya pasti bahagia" kata orang-orang itu.

Dari depan pintu toko, Seokjin melihat Yeonjun dengan jaket kulit warna merah gelap, memakai kacamata hitam serta topi hitam, memasuki toko. Melambaikan tangan memanggil Yeonjun yang menanyakan lewat pesan.

"Maaf Hyung, tadi aku mengantar Soobin ke tempat latihan panah" Yeonjun duduk didepan Seokjin

"Tak apa, aku juga tidak mau pulang cepat-cepat. Kau mau minum? Pesan saja aku yang bayar"

Yeonjun beranjak ke depan untuk memesan minum setelah dua kali di paksa Seokjin

"Kau tau aku di jodohkan?" Tanya Seokjin

"Tau Hyung, kebetulan aku bertemu tuan Min dari kerajaan Kive saat ingin bertemu Raja"

"Kau sudah lama ikut Soobin dan aku, sudah pernah bertemu Namjoon?"

"Hanya dua kali. Pertama, saat ayah Raja Namjoon meninggal, kedua saat pesta dua bulan lalu"

"Bagaimana menurutmu Namjoon?"

"Kurasa ia seorang yang sangat tenang, saat pemakaman ayahnya ia terlihat sangat damai, dan yang kutahu beberapa lama setelah ia naik menjadi Raja, ada sedikit konflik di kerajaan Kive dan dia dibilang sangat berbeda dengan ayahnya"

"Berbeda bagaimana?"

"Ayahnya bukan orang yang lemah lembut, ia tidak segan membunuh jika perlu. Padahal kerajaan sekarang sudah lama meninggalkan tradisi jika ada seorang yang berkhianat dan itu terjadi di dalam kerajaan, orang itu akan di penggal. Dari yang ayahku bilang, sudah 10 tahun semenjak kerajaan Moon tidak melakukan itu. Tapi dua tahun sebelum ayah Raja Namjoon meninggal, ia memenggal salah satu kepercayaan nya di depan para pelayan dan ajudan kerajaan. Sedangkan Namjoon, tadi yang kubilang konflik kecil, saudara tiri raja Namjoon ingin merebut tahta, alih-alih di penggal seperti ajaran dulu atau dipenjara di bawah tanah, ia hanya menyuruh saudaranya pergi dari kerajaan" jelas Yeonjun panjang

"Lalu apa yang terjadi setelah itu?"

"Kudengar raja Namjoon mendapat banyak kritikan dari beberapa kerabatnya, banyak yang bilang bahwa ia belum sepenuhnya siap menjadi raja, dan sebaiknya tahta di beri ke saudara lain Namjoon. Tapi untungnya itu tidak terjadi walau banyak yang mendukung hal tersebut. Dan ada juga yang bilang bahwa raja Namjoon terlalu berbelas kasih kepada orang-orang"

"Kau setuju kalau aku menikah dengannya?"

"Kalau boleh berpendapat, aku akan sangat setuju, raja Namjoon bukan hanya ingin menikah dengan Hyung, ia juga ingin membantu kerajaan ini, dan itu hal yang baik, sangat baik"

"Tapi aku membencinya"

"Nanti kalian akan tinggal bersama, hanya dua puluh persen kemungkinan Hyung akan tetap membencinya"







till forever [namjin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang