Jakarta || 10.11 a.mDering suara alarm berbunyi nyaring. Tangan sang pemilik sibuk meraba-raba ke arah sumber suara dengan mata yang masih terpejam. Bara memaksakan membuka sedikit matanya untuk mematikan alarm yang ada di ponselnya. Lalu ia duduk bersandar dikepala ranjang dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya, dengan jari-jarinya yang sibuk menari di atas layar ponsel untuk melihat email masuk dan membalas pesan-pesan yang menurutnya penting.
Setelah dirasa cukup. Bara beranjak dari tempat tidurnya dan pergi membersihkan diri karena ia harus bersiap-siap check out dari hotel ini.
Sesuai rencana kemarin, kini Bara dan Nura telah berada di dalam mobil. Lima menit yang lalu mereka sudah check out dari hotel.
"Antar kan aku ke rumah mama saja " ucap Nura di perjalanan menuju ke mansion Bara.
"Why?" Jawab bara yang masih fokus memerhatikan jalan.
"semua baju dan kebutuhan ku masih ada di sana."
"Kakak mu sudah mengantarkan semuanya tadi pagi ke mansion."
Nura hanya mengangguk kecil dengan posisi menyandarkan kepalanya dan tatapan lurus melihat jalan di depan. Jujur, sebenarnya Nura masih takut dan belum terbiasa dengan ini. Dan didalam hatinya diam-diam ia menyemangati dirinya sendiri untuk status baru yang ia sandang. Istri dari seorang Dario Barayev Axton, laki-laki menyebalkan karena sifat juteknya dan terkesan tidak ramah. Hihh!. "Astagfirullah" ia beristighfar dalam hati mau bagaimanpun kini Bara adalah suaminya.
Hanya ada keheningan disepanjang jalan selama kurang lebih dua puluh menit. Karena ada sedikit macet juga di beberapa tempat. Kini mereka sudah sampai.
Nura menginjakkan kakinya di mansion Bara. Ia melihat ke sekeliling ruangan dan baginya ini luarbiasa megah dan luas. Kedatangan Nura di sambut oleh mbok Minah_wanita paruh baya yang usianya hampir setengah abad dan Bi Astri sekitar 34 tahun. Dan Nura menjawab sapaan mereka dengan ramah. Ada sedikit obrolan juga antara Nura dan asistant rumah tangga itu. Tak lama, retinanya menangkap sosok Bara yang turun dari tangga dengan setelan jas nya yang rapi. Nura berjalan ke arah Bara.
"Mau kemana Mas?" tanya Nura sambil mengikuti langkah bara disampingnya.
"Kantor" jawab bara sekadarnya sembari tangannya sibuk memakai jam tangan di sebelah kiri.
Ketika sudah di depan pintu Nura bermaksud ingin menyalami tangan Bara namun, bara langsun saja melenggang pergi menuju mobilnya dan duduk di kursi belakang yang sudah di persilakan oleh Tejo sang sopir. Entah.. apakah Bara emang sengaja atau bener-benar tidak peka. Sudahlah. Nura masuk kembali ke dalam mansion.
"Walahh den Bara langsung kerja aja toh, padahal baru kemarin mengucap ijab qobul." Ucap mbok Minah sudah menganggap Bara seperti anak sendiri. Karena Mbok Minah sudah sedari lama bekerja di keluarga Adam Axton.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife
ChickLitDario Barayev Axton -berusia 27 tahun -playboy -bermain wanita -tidak percaya tulusnya kata 'cinta'. Kalian tahu philophobia? Ya, rasa takut akan merasakan cinta atau jatuh cinta. Mungkin inilah phobia yang dirasakan laki-laki ini. Labiba Prisha...