Chapter 5

1.1K 124 0
                                    

Chimon menggenggam jemari Pluem, ia tak yakin karena ia tak pernah melihat Pluem marah namun ia berusaha menenangkan kekasihnya itu, sebelum Pluem bertindak lebih jauh hanya karena emosi yang mulai tak bisa ia kendalikan"Tenanglah" bisik Chimon, P...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chimon menggenggam jemari Pluem, ia tak yakin karena ia tak pernah melihat Pluem marah namun ia berusaha menenangkan kekasihnya itu, sebelum Pluem bertindak lebih jauh hanya karena emosi yang mulai tak bisa ia kendalikan
"Tenanglah" bisik Chimon, Pluem merasa jemari Chimon mengenggam jemarinya, ia melihat Chimon menangis hingga tertekan seperti ini membuatnya marah. Ia tak suka bila Chimon yang selalu mengemaskan dan ceria mengeluarkan air matanya. Namun ia paling tak bisa tak menuruti Chimon, hingga ia berusaha tenang dan meredam emosinya dan kembali kalem seperti biasa. Ia tak ingin membuat Chimon takut akan emosinya.

"Sudahlah, tidak apa-apa. Ini hanya demi seriesmu. Kita pulang" ucap Chimon melepaskan jemarinya pada jemari Pluem
"Pulang sama phi Janhae, media akan mengimputmu dilantai bawah sampai area parkir mobil, kau tak boleh membuat hubungan yang lain, selain lawan mainmu di series saat ini" jelas Chimon
"Tapi" Pluem menoleh kearah Chimon
"Sudahlah phi, jangan membuat suasana makin kaku begini, jangan lupa saat didepan media kau harus tersenyum jangan pasang wajah buram disebelah phi Janhae" Chimon berusaha tersenyum
"Aku tak mau jadi masalah kalau seriesmu kenapa-napa. Aku tak mau jadi penghalang bagi karir KEKASIHKU SENDIRI" ucap Chimon menekan dua kata terakhirnya sambil melirik Janhae, seolah mengatakan padanya bahwa Pluem adalah miliknya.

"aku akan pulang dengan manajerku" lanjut Chimon, Pluem sedikit menunduk dan mengecup singkat bibir Chimon hingga Janhae memalingkan wajahnya tak suka
"Aku mencintaimu" ucap Pluem lalu keluar ruangan disusul Janhae, Chimon menghela nafas berdiri dalam ruangan itu sendiri saat sutradara dan para manajer juga sudah keluar, ia perlu menenagkan diri
"Kenapa kau masih tinggal, katanya mau pulang denganku ?" Manajernya kembali berdiri didepan pintu
"Pulanglah duluan, aku ingin disini sementara waktu, jangan memaksaku apapun" ucap Chimon, sang menejer sedih karena Chimon yang biasa ceria menjadi sesuram ini. Ia tak ingin menanggunya dan keluar meninggalkan Chimon sendiri dalam sana.

Lirihan tangis berlahan keluar dari bibir Chimon, ia tau ia harus menyiapkan hatinya, walau Pluem berulang kali mengatakan ia mencintainya namun ia cemburu, ia tetap saja cemburu mungkin ia terlalu jatuh hati pada pria itu. Rasanya ia tak bisa terima semua orang akan melihat Pluem menjadi pasangan Janhae, ia tak bisa terima kekasihnya bersama gadis lain didepan matanya. Disemua media sosial.

Berlahan suara tangisnya lolos dari bibir cerynya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berlahan suara tangisnya lolos dari bibir cerynya. Hatinya begitu menyesakkan hingga ia menangis seperti ini. Ia ingin mengatakan pada semua orang bahwa Pluem miliknya, Pluem hanya mencintainya, ia ingin berteriak bahwa kapal cinta mereka itu nyata, lebih romantis dari kapal-kapal lainnya diperusahan ini. Mereka hanya perlu dukungan. Namun kini harapan itu sirna. Pluem terlalu tampan terlalu bertalenta didunia intertaimen ini untuk berpasangan dengan lelaki biasa-biasa saja sepertinya. Kini ia hanya bisa menangis seperti anak kecil, ia tak bisa melakukan apa-apa selain memendam rasa cemburu teramat sangat.

Chimon tau ini menyakitkan namun kakinya tetap saja melangkah menuju jendela lantai 5 gedung perusahaan itu, ia berdiri dijendela kaca dan melihat kebawah, dimana Pluem dan Janhae bergandengan didepan media yang sudah menunggu mereka, mereka terse...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chimon tau ini menyakitkan namun kakinya tetap saja melangkah menuju jendela lantai 5 gedung perusahaan itu, ia berdiri dijendela kaca dan melihat kebawah, dimana Pluem dan Janhae bergandengan didepan media yang sudah menunggu mereka, mereka tersenyum walau Chimon tau Pluem hanya akting namun itu menyakitkan, terlihat sangat serasi dibandingkan dengannya. Ia harusnya sudah tau resiko memiliki kekasih seorang aktor tampan seperti ini. Chimon hanya berdiri diam, walau ia sudah berhenti menangis tapi air mata tetap saja jatuh dari kedua matanya saat Pluem membukakan pintu mobil untuk Janhae layaknya kekasih bahagia dan media masih terus mengikuti mereka tentu untuk membuat berita akan pasangan series itu.

.

"Kenapa kau diam saja ?" Tanya Janhae karena selama perjalanan Pluem hanya diam disampingnya, Janhae cemberut saat Pluem hanya cuek dan mengeluarkan handphonenya ia berkali-kali menghubungi Chimon namun tak diangkat ia hanya memastikan Chimon sudah pulang ke apartemen. Pluem jadi gelisah saat tak satupun pesannya dibalas.

Pluem masih diam saat sang manajer sampai mengantar mereka tepat dipartemen gadis itu
"Kau tak singgah di apartemen ku dulu ?" Tanya Janhae
"Pak, antar aku kembali kegedung perusahaan, lagian mobilku juga masih ada disana" pluem tak menjawab dan lebih berbicara pada sang manajer
"Kita lewat balakang, didepan gedung masih banyak media" lanjut Pluem dan manejar menurutinya, Janhae hanya berdiri kesal melihat mobil menejer Pluem sudah berlalu dari apartemennya.

.

Sepanjang jalan Pluem terus menghubungi Chimon namun tak diangkat membuatnya khawatir, ia bahkan berlari kecil ketika turun dari mobil lewat bagian belakang gedung untuk masuk ke gedung perusahaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepanjang jalan Pluem terus menghubungi Chimon namun tak diangkat membuatnya khawatir, ia bahkan berlari kecil ketika turun dari mobil lewat bagian belakang gedung untuk masuk ke gedung perusahaan. Ia mencari Chimon ketempat pertemuan namun sudah tak ada disana
"Apa dia sudah pulang ke apartemen" gumamnya sendiri ia memutuskan untuk menelfon asisten rumah diapartemen mewahnya namun sang asisten mengatakan Chimon belum kembali membuat Pluem makin kalut.

"Astaga Chimon kau dimana" ucapnya lagi sendiri. Melihat sekelilingnya.

.
.
.

Tbc

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'am jealous Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang