Chapter 11

1K 112 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Chimon terbangun pagi ini, ia melihat wajahnya dicermin begitu kacau, matanya bengkak karena menangis semalaman. Ia berusaha tegar melepaskan semuanya. Ia tak mau tertekan lagi, ia tak mau jadi penghalang karir Pluem dimasa depan. Ia baru memulai lembaran barunya sendiri. Chimon mengambil handphonenya saat sang manajer menelpon.

"Iya kenapa phi ?" Tanya Chimon
"Pagi ini dan beberapa hari kedepan, para staff dan pemeran series Blacklist yang akan segera tayang, akan melakukan promosi dibeberapa daerah" jelas sang manajer, Chimon memejamkan matanya. Ini bagus untuk melupakan Pluem dan semua masalahnya. Ia akan berpergian bersama staff dan yang lain untuk promosi, sekalian fokus bekerja agar tak memikirkan semua ini.
"Oh baiklah, aku akan sarapan dan bersiap-siap"
"Oke" Chimon menyimpan handphonenya kembali, ketika sang manajer mengiyakan dan mematikan pangilan. Ia menghela nafas, ia tak yakin namun ia harus berusaha.

Chimon berjalan malas keruang makan, dimana ibunya sudah menyiapkan sarapan favoritnya saat sudah dirumah
"Semalam Pluem datang mencarimu, temui dia" ucap sang ibu
"Jangan pernah membahasnya lagi bu. Kami sudah berakhir" ucap Chimon membuat sang ibu hanya diam, tak tau harus berkata apa lagi. Ia hanya menatap ibu anaknya yang kini makan tanpa semangat seperti biasa, bahkan kedua matanya bengkak karena menangis semalaman.


.
.

"Ya ampun matamu kenapa ?" Tanya nanon ketika melihat sahabatnya Chimon sampai kelokasi dimana mereka berkumpul untuk bertemu bersama staff dan yang lain
"Aku sudah memakai make up tebal Dimata dan masih terlihat" murung Chimon
''aku Yakin kau menangis semalaman karena hubunganmu dan Pluem" sendu gun
"Iya phi, kami sudah berakhir sekarang"
"Sepertinya hanya kau yang mengatakan berakhir, Pluem bahkan tak mengatakan apa-apa" ohm melipat tangan melihat Chimon
"Jangan bahas lagi. Aku sedih lagi nanti, aku disini sekalian untuk melupakannya" murung Chimon
"Melarikan diri dari masalah bukan jalan yang benar, itu akan membuatmu menyesal" nasehat ohm sebagai sahabat dekatnya.

"Lalu aku harus apa ? Aku tidak bisa apa-apa"
"Sudahlah, kita harus berangkat" Kini off datang dikerumunan mereka, dan semua mengangguk setuju. Para staff sebagian membatu menganggkat koper, karena tiga sampai empat hari mereka harus promosi dibeberapa daerah.

.
.

"Pluem, keluarlah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Pluem, keluarlah. Cukup mengurung diri" ucap sang manajer namun tak ada suara dari kamar itu membuat sang manajer khawatir semenjak semalam sampai sore ini, Pluem didalam sana walau tak mengamuk lagi tapi pria itu belum makan apapun. Sang manajer memutuskan membuka pintu kamar Pluem sambil membawa nampan berisi makanan, saat ia membuka pintu, ia begitu syok melihat keadaan Pluem dalam kamar yang sangat berantakan dan hancur. Sekarang ia percaya bahwa orang yang tak pernah marah, bila sekali saja marah akan benar-benar sangat mengerikan.

Pluem hanya terbaring ditempat tidurnya yang berantakan dengan pakaian yang juga bertentakan, beberapa kancing kemejanya terbuka dan kemeja itu menjadi kusut, rambutnya yang selalu rapipun kini bertentakan, membuat sang manajer makin khawatir
"Pluem kau harus makan dulu atau setidaknya minum" ucap sang manajer
"Jangan ganggu aku, keluar dan pergi saja" Belum sempat sang manajer masuk, Pluem sudah mengusirnya dengan tatapan yang begitu tajam dan menujuk
"Tapi..."
"Keluar sebelum aku marah sekali lagi" dingin Pluem, sang manajer tak ingin membuat makin kacau, ia tak menyangka Pluem akan seperti ini. Ia selalu berfikir Pluem tenang dalam menyikapi setiap masalahnya. Tapi kali ini pria itu sangat kacau tak terkendali.

Sang manajer menutup pintu dan kembali duduk disofa dengan pikiran yang kalut, mungkin hanya Chimon satu-satunya bisa membantu, baginya Pluem sudah dibodohkan oleh cinta bahwa melupakan cita-citanya.

Sang manajer menghubungi manajer pribadi Chimon, menanyakan dimana lelaki manis itu, namun sang manajer menjawab dengan tegas bahwa aktornya sedang sibuk promosi beberapa hari jadi tak bisa diganggu oleh siapapun. Membuang manejer Pluem kini kembali stres memikirkan sang aktor yang sedang frustasi didalam sana.

.
.

Chimon melakukan promosi pertama bersama yang lain malam ini, semua berjalan lancar banyak fans mereka yang hadir meminta foto dan tanda tangan juga memberi hadiah bahkan antusias dengan series baru mereka yang akan tayang
"Kau akan berpasangan dengan loverruk ?" Tanya seorang fans, Chimon tersenyum melirik loverruk disebelahnya
"Ya kami berpasangan, kami cocok kan ?" Tanya Chimon balik
''tidak, kalian hanya cocok sebagai  sahabat baik" ucap fans itu jujur, membuat dahi Chimon mengerut tak mengerti, tapi loverruk tak tersinggung sama sekali ia sudah biasa, dan hanya tertawa kecil
"Apa aku tak cocok berpasangan dengan siapapun ?" Heran chimon.

Kemudian, fans itu mengambil poster kecil dari tasnya bergambar Pluem dan chimon
"Kau cocok dengan phi Pluem, kami suka series kalian, my dear loser, our sky, kalian sangat cocok!!" Histeris fans itu, loverruk mengangguk setuju, namun Chimon terheran, bukankah ia selalu merasa tak mendapatkan dukungan
"Kapan kalian buat series sendiri ? Kami sangat sedih dengan klasifikasimu, tidak mungkin kalian hanya sahabat" ucap fans itu
"Walau kami shipper yang sedikit tapi kami mendukung kalian, lakukan lah interaksi dengan banyak dengan phi Pluem, pleace" ucap fans itu memohon dan menunjuk kelompok shippernya yang menganggkat poster dirinya dan Pluem
"Kami shipper pluemon"

.
.
.

Tbc

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'am jealous Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang