Neji telah menunggu di meja makan dengan Hinata dan Hanabi yang sibuk mempersiapkan perlengkapan makan.
Hanabi masih tersenyum-senyum tidak jelas, membuat Hinata menatap Hanabi aneh.
" Hanabi-chan kenapa kau tersenyum sendiri sejak tadi " tegur Hinata.Neji yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya kini menatap Hinata dan Hanabi.
" bagai mana aku tidak tersenyum bahagia Nee-chan, jika aku baru saja melihat titisan dewa secara langsung tadi " jawab Hanabi melantur.Hinata menggelengkan kepala nya.
" berhenti bersikap genit seperti itu Hanabi " komentar Neji.Hanabi menatap sinis pada Neji yang telah mengatai nya genit.
" enak saja, aku tidak merasa jika aku genit. Aku hanya memuji ketampanan Naruto-san apa salah nya, lagi pula dia kan memang sangat tampan, bahkan dunia juga tahu akan hal itu " jawab Hanabi sedikit kesal.Melihat Hanabi yang berwajah judes pada nya Neji seketika menghela nafas nya dan lebih memilih mengalah, karena hal yang di hindari Neji adalah membuat Hanabi kesal karena hal itu akan sangat merepotkan bagi nya.
Hinata sendiri tersenyum tipis dan menggelengkan kepala pelan melihat Hanabi yang mulai sensi.
" sudah-sudah... Di sini ada Namikaze-san, tidak enak jika dia sampai melihat pertengkaran kalian "" Neji-nii yang memulai nya "
Neji menatap Hanabi bertanya.
" kenapa aku "Mendengar perotesan dari Neji membuat Hanabi mendengus dan tidak ingin meladeni Neji. Neji diam-diam menahan senyuman nya melihat wajah kesal Hanabi.
" ada apa ini, apa kalian bertengkar lagi " intrupsi Hiashi yang kini tengah menuju ke meja makan dengan Naruto yang mendorong kursi roda nya.
Seketika Neji , Hinata , dan Hanabi menatap ke sumber suara dengan wajah terkejut.
" Tou-chan " panggil mereka serempak." ada apa, apa aku tidak boleh ikut makan malam bersama dengan kalian" tanya Hiashi dengan nada bergurau.
" hahaha... Tentu saja tidak Tou-chan, ayo kemari " ajak Hanabi sambil mengambil alih untuk mendorong kursi roda Hiashi.
" Naruto kemari lah " ajak Hiashi mempersilahkan Naruto untuk duduk di sebelah kursi nya.
Mereka semua telah duduk di kursi mereka masing-masing, dan kebetulan tempan Naruto dan Hinata bersebrangan, sehingga membuat Naruto lebih leluasa untuk memperhatikan Hinata, hal itu diam-diam membuat Naruto sangat senang.
" Hinata, Hanabi ayo hidangkan sarapan nya " perintah Hiashi." siap..!! " jawab Hanabi semangat, sedangkan Hinata hanya mengangguk.
Hinata akan mengambilkan makanan di piring Hiashi, tapi dengan cepat Hiashi mencegah Hinata.
" tidak Hinata, biar Hanabi yang mengambilkan makanan untuk Tou-chan, kau layani saja Naruto "Ucapan Hiashi mampu membuat Hinata mematung sesaat, jujur saja ia sangat malu jika berdekatan dengan Naruto, entah kenapa ia pun tidak tahu, di tambah lagi jantung nya serasa tidak normal.
" ba-baik "
Hinata berjalan mendekati Naruto dan melakukan tugas nya menyajikan makanan di piring Naruto. Sekali lagi jantung Hinata seakan menggila saat berdiri sedekat ini dengan Naruto apa lagi ia bisa mencium wangi maskulin yang menguar dari tubuh Naruto, sungguh Hinata tidak kuat.
Tidak jauh dengan Hinata, Naruto juga merasakan hal yang sama, jantung nya juga berdetak di luar kewajaran, ia tidak pernah merasakan hal seperti itu sebelum nya tapi dengan Hinata ia bisa merasakan nya.