Harap bijak dalam membaca
*
*
*
Ting..
Pintu lift terbuka, dan dengan santai ketiga gadis itu memasuk kedalam.
" Ahh... Aku sangat lapar, pekerjaan menumpuk benar-benar menguras tenaga ku" ujar Matsuri dengan lesu sambil mengelus perut nya.Sedangkan Hinata hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala nya melihat kedua temen nya yang terlihat sangat tidak bertenaga, pasalnya beberapa hari ini perusahaan sedikit mengalami masalah, dan mengakibatkan seluruh pegawai bekerja semakin keras dan terkadang harus lembur.
" Aku butuh liburan " gumam Tamaki tak kalah lesunya seperti Matsuri, namun beberapa detik kemudian gadis itu tiba-tiba memekik terkejut sambil menatap Hinata dan Matsuri yang juga menatap nya terkejut.
Plak..
Matsuri memukul bahu Tamaki lumayan cukup keras membuat Tamaki mengaduh kesakitan.
" Kau membuat ku terkejut bodoh, aku ini sedang tidak bertenaga, bagai mana jika aku tiba-tiba jantungan "Tamaki hanya mendesis sebal sambil mengusap bahunya yang terasa panas karena ulah Matsuri.
" Tenagamu Seperi gorila"" Sudah-sudah, berhentilah bertengkar, sepertinya kalian benar-benar lapar ya, sampai-sampai tidak bisa mengontrol emosi kalian" lerai Hinata sambil menahan tawa nya.
Matsuri bergerak merangkul lengan kanan Hinata dan bersandar di bahu nya dengan manja.
" Ya kau benar aku sangat lapar "" Padahal aku ingin memberikan berita penting tapi sudah lah"
" Berita apa !!" Seru Matsuri seketika menjadi segar bugar, karena ada asupan gosip.
Tamaki memutar bola mata nya jengah, dan bersamaan dengan itu pintu lift terbuka.
" Akan ku beritahu nanti , pertama-tama aku butuh makan untuk mengisi energi ku" ujar nya sambil melangkah keluar lift.****
" Apa...!!!!" Suara pekikan yang cukup melengking itu keluar dari mulut Matsuri yang kini menatap Tamaki tidak percaya, sedangkan Hinata hanya menatap Tamaki dengan mata mem-bola, ia juga sangat terkejut tapi ia masih bisa mengontrol keterkejutan nya di banding Matsuri yang memang suka blak-blakan.
Tamaki sendiri hanya bisa menatap Matsuri dengan jengah, dan sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri menatap orang sekitar yang terlihat menatap ke arah mereka karena ulah Matsuri yang bodoh menurutnya.
" Bisakah kau jangan berteriak seperti itu, kau membuat semua orang di sini menatap kita bodoh" geram Tamaki membuat Matsuri otomatis melayangkan pandangan nya ke sekitar mereka, dan benar saja apa yang telah Tamaki katakan, mereka menjadi pusat perhatian.
Namun bukan Matsuri nama nya jika bersikap masa bodo selagi tidak merugikan orang lain, gadis berambut pendek itu kembali memusatkan perhatian nya ke arah Tamaki yang duduk di sebrang nya.
" Ngomong-ngomong kau tahu dari mana jika Namikaze Naruto akan datang kemari, hah"
" Tidak penting aku tahu dari mana" sambil menyumpit makanan nya.
"Ku harap aku bisa melihat nya secara langsung " lalu memakan makanan nya." Kau benar, sangat di sayangkan jika kita harus melewatkan ketampanan seorang Namikaze Naruto secara langsung, mengingat begitu sulit menemui nya kan"
Hinata sendiri hanya menunduk diam sambil menikmati makanan nya, namun ia tidak bisa menyembunyikan rona merah di pipinya jika mendengar nama Naruto, ia jadi teringat kedatangan pria itu seminggu yang lalu ke rumah nya.
