chapter 8

783 71 6
                                    

   Hinata duduk melamun tanpa menyentuh makanan nya sedikit pun hingga membuat Tamaki dan Matsuri di buat heran oleh sikap Hinata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hinata duduk melamun tanpa menyentuh makanan nya sedikit pun hingga membuat Tamaki dan Matsuri di buat heran oleh sikap Hinata.

Matsuri dan Tamaki saling berpandangan lalu dengan kompak nya mereka menggeleng kepala pelan bertanda tidak mengerti.

" Hinata...." Panggil Tamaki pelan, tapi Hinata masih tetap bergeming.

Tamaki melambaikan tangan nya di depan wajah Hinata sambil terus memanggil nama Hinata dengan nada sedikit keras, dan sontak hal itu membuat Hinata terkejut.

" Y-ya...a-ada apa ?" Tanya Hinata dengan nada linglung.

" Sedari tadi kami terus memperhatikan mu, kenapa sih kok melamun terus " jawab Matsuri heran.

Hinata dengan cepat menggeleng kan kepala.
" Ti-tidak ada apa-apa, aku hanya.... Sedikit pusing, ya sedikit pusing " ujar Hinata sambil berpura-pura memijat kepalanya.

Matsuri dengan polosnya mengangguk karena percaya tapi tidak dengan Tamaki yang menatap Hinata penuh siasat kejahilan.

" Hemmm......" gumaman panjang Tamaki membuat Hinata dan Matsuri menatap ke arah nya bingung, sedangkan Tamaki tersenyum culas.

" Jangan bilang kau masih terus memikirkan Namikaze Naruto, Hinata-chan " celetuk Tamaki.

Hinata tentu saja kelabakan karena mendengar ucapan Tamaki, Hinata hendak membantah tapi teriakan tertahan dari Matsuri mengurungkan niatnya.

Matsuri menatap Hinata penuh binar.
" Aku lupa jika Namikaze Naruto semalam berkunjung ketempat mu Hinata..... Bagai mana, bagai mana sosok Naruto-san apa dia sangat tampan " cerocos Matsuri heboh.

Hinata hanya menoleh ke kanan dan ke kiri menatap sekitar dengan wajah panik.
" Ma-matsuri-chan pelan kan suara mu, nanti ada yang mendengar "

Matsuri menutup mulutnya sambil tersenyum penuh arti.
" Ayo ceritakan pada kami, kami sangat penasaran " cerca Matsuri penuh kehebohan.

Begitu pula dengan Tamaki, Matsuri dan Tamaki merapatkan posisi duduk mereka dan menatap Hinata penuh binar, sedangkan Hinata hanya meringis melihat kedua sikap sahabat nya, sungguh ia pun tak tahu apa yang harus ia katakan.

" Ya.... Di-dia.."

" Dia....." Sambung Tamaki tak sabar.

Hinata menatap wajah keduanya tidak yakin, jujur ia sangat malu untuk mengakuinya.

Ting...Ting...

Sepasang mata Tamaki dan Matsuri berkedip imut bak anak kucing, sekali lagi Hinata kembali menghela nafas nya.

" Dia tampan " ujar Hinata kemudian, tapi jawaban itu masih belum memuaskan Matsuri dan Tamaki, Hinata menatap bingung kedua nya yang masih menatap nya aneh.

"Hanya tampan " tanya Tamaki.

" Aku tidak mempercayai itu " sambung Matsuri.

" Katakan yang sebenarnya " kali ini Matsuri dan Tamaki berucap kompak, membuat Hinata mau tidak mau harus mengatakan yang sejujur nya.

loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang