26. PERTEMUAN

1.6K 118 184
                                    

"Aku akan menuruti keinginanmu, walaupun kau meminta aku mengambilkan bulan untukmu. Aku akan siap dengan senyuman tulus diwajahku!"

••KENZO GERALDO ARNOLD••
____________________________________

26. PERTEMUAN

Sachi masih terduduk di atas brankar, mengayunkan kedua kakinya yang sedikit lagi menyentuh lantai. Gadis itu hanya menunggu kedatangan pacarnya, sambil membawa buku yang ia pinta.

Gadis itu sangat amat senang, ini rasanya seperti mimpi yang diinginkan oleh semua orang. Bayangkan saja, orang yang dulu ia sukai, menyukainya juga. Sachi pun teringat saat awal pertemuannya dengan Kenzo. Saat itu ia berjalan di jalanan sepi dekat rumahnya.

Di sana daerah penuh pepohonan, tapi aman untuk di lewati walaupun minim pencahayaan. Ia berniat ke rumah bibinya yang tak jauh dari rumahnya. Hanya berniat kesana untuk membicarakan sesuatu hal.

Namun saat di perjalanan, ia terkejut di depan matanya sebuah mobil sudah menghantam pohon besar hingga bagian depan mobil itu tidak berbentuk. Iapun segera menghampiri mobil BMW berwarna hitam itu, memastikan bahwa korban kecelakaan itu baik-baik saja.

Saat ia dekati mobil itu, seorang dengan tubuh atletis dan berkulit seputih salju itu keluar dari mobilnya. Ia seperti sempoyongan dengan tetesan darah mengalir di keningnya. Lelaki itu bergumam tak jelas, bukannya meminta tolong.

Justru ia bergumam dengan mengatakan. "I hate dad." Berulang ulang kali kalimat itu, yang keluar dari mulut lelaki berperawakan tinggi.

"Kamu gapapa? Astaga kepalamu berdarah!" Sachi kini amat sangat panik. Tak lama lelaki itu menatap manik bola matanya.

Sedikit terkejut, dan sesekali menelan salivanya. Sachi amat lebih terkejut, melihat lelaki itu menatapnya dengan wajah tampan. Sangat tampan, namun ia tersadarkan dan berusaha menolong lelaki ini. Sayangnya, lelaki ini sudah pingsan di pangkuannya.

Sachi pun panik, dan berniat memanggil warga yang kebetulan lewat di tempat kecelakaan itu. Warga itu pun membantu Sachi, menolong lelaki ini ke rumah sakit. Sachi pun segera ke rumah sakit, berharap bisa menemani lelaki malang ini.

Sesampainya di rumah sakit, Sachi hanya berterima kasih kepada warga. Warga pun pamit pulang untuk melanjutkan kegiatan meronda nya. Sedangkan Sachi terduduk di bangku tunggu. Menunggu kabar bahwa lelaki itu baik-baik saja.

Tak lama berselang, seorang dokter keluar dari ruangan. "Dengan keluarga pasien?" tanya dokter itu.

Sachi menggeleng kan kepalanya, ia bukan keluarga lelaki itu. Bahkan ia tidak mengenal nama lelaki itu. "Saya bukan keluarganya, saya tidak sengaja bertemu dengan nya saat kecelakaan," ujar sejujurnya Sachi.

Dokter itu hanya mengangguk, ia berpesan untuk menghubungi keluarga nya. Dokter itu pun memberikan sebuah handphone berkamera tiga, dengan logo apel.

"Ini barang milik pasien, coba anda hubungi keluarganya. Agar mempermudah penanganan pasien segera," saran dokter itu yang diiyakan oleh Sachi.

Sachi membuka handphone itu, ternyata handphone lelaki itu tanpa kode kunci. Sachi pun mulai mencari nomor orang yang terakhir kali lelaki itu hubungi. Dan tertera nama Samuel di sana. Ia menelepon Samuel, awalnya tidak di angkat. Setelah mencobanya, ia berhasil dan mendapatkan respon suara serak basah dari sebrang sana.

KENZO Untuk SACHI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang