The Guiltiness

2K 288 41
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca
✨✨✨✨

*****

Daichi membawa Sugawara makan siang di restoran cepat saji di dekat Universitas mereka. Keduanya duduk berhadapan, tidak ada yang berbicara, mereka hanya menikmati makan siang dalam diam.

"...bagaimana kabarmu selama ini?" Kata Daichi memecah keheningan diantara mereka.

"Uh..baik..." Kata Sugawara. Dia masih tidak bisa menghilangkan kecanggungan nya.

"Paman dan bibi? Bagaimana kabar mereka?" Kata Daichi. Sugawara diam sejenak, "...mereka sudah meninggal karena kecelakaan saat aku kelas 2 SMA"

Terdapat kesedihan yang jelas dalam.perkataan Sugawara. Daichi terkejut dan dia merasa bersalah, "...maaf, aku turut berduka cita" kata Daichi sedikit menunduk.

"Ti-tidak apa-apa, sudah lewat cukup lama juga. Aku memang masih agak sedih, tapi sudah tidak apa-apa" kata Sugawara.

Daichi menunduk, dia tidak tau orang tua Sugawara telah meninggal. Setelah kepindahan keluarga Sugawara, keluarga Sawamura tidak pernah berhubungan dengan mereka. Entah kenapa mereka tak bisa dihubungi, tiba-tiba mereka hilang kontak. Ibunya pun tidak tau kemana mereka pindah, salahkan ingatannya yang sangat buruk.

"Kejadian itu...kau masih tidak bisa memaafkan ku?" Kata Daichi.

Sugawara mengalihkan pandangannya, dia tidak tau harus menjawab apa karena pertanyaan ini terlalu tiba-tiba. Jujur saja dia masih merasa sakit hati, tapi dia tidak mengatakannya.

Karena tak kunjung mendapat jawaban, Daichi mengehela nafas, "Benar ya..."

Sugawara mengigit bibir bawahnya. Dia sebenarnya tidak mau membicarakan hal ini. Dia ingin pergi sekarang juga, lari menjauh sejauh mungkin.

"Hari itu..." Kata Daichi. Daichi menggantung kalimatnya, hal itu mengalihkan atensi Sugawara yang tenggelam dalam pikirannya. Dia menunggu apa yang ingin Daichi katakan, "hari itu untuk pertama kalinya aku merasakan kekosongan di hatiku" kata Daichi. Sugawara agak terkejut, dia tidak mengira Daichi akan mengatakan hal seperti itu.

Daichi menatap Sugawara, "saat menerima pernyataan darimu, aku sempat ragu", Sugawara mengigit bibir bawahnya lagi. "Tapi, aku tak merasa jijik padamu karena itulah aku menerimanya. Kupikir aku memiliki perasaan yang sama denganmu" lanjut Daichi.

"Menghabiskan waktu denganmu begitu menyenangkan. Aku sempat melupakan keraguanku itu. Tapi, lama-kelamaan, aku berpikir apakah aku salah mengartikan perasaanku padamu" kata Daichi.

Sugawara tetap diam, dia tetap mendengarkan penjelasan Daichi. "Aku pikir perasaanku padamu hanyalah sebatas teman. Tapi aku tak pernah bisa mengatakannya padamu. Dan pada hari itu, kau benar, mungkin akulah yang takut, akulah yang ragu dengan hubungan kita saat itu. Hingga aku mengatakan hal yang menyakitimu" kata Daichi, tangannya saling meremas dengan kuat.

Sugawara bisa tau kalau orang di hadapannya sangat menyesal. Walau pun begitu, rasa sakit hati tidak bisa disembuhkan dengan permintaan maaf saja. Sugawara berdiri dari duduknya, dia berniat pergi. Tapi, Daichi memegang tangan kirinya dan mengecup punggung tangannya. Sugawara sangat terkejut, pipinya memanas dan memerah, terlalu terkejut hingga dia tidak bisa menarik tangannya.

"Akulah yang salah. Pada hari kau pergi, untuk pertama kalinya aku merasa kosong. Saat itulah aku sadar bahwa aku mencintaimu lebih dari yang bisa kuperkirakan" kata Daichi, dia manatap Sugawara yang juga menatapnya dengan keterkejutan. "Akulah yang menyakitimu, maka aku yang akan menyembuhkannya. Aku tau kau tak bisa memaafkan ku, tapi biarkan aku berusaha mengembalikan cintamu" kata Daichi.

Wajah Sugawara benar-benar memerah sekarang. Dia menarik tangannya dan langsung lari, tidak peduli dirinya menjadi pusat perhatian di restoran itu.

Sugawara berlari sekencang yang dia bisa, sejauh yang bisa kakinya bawa. Setelah dirasa cukup jauh dia berbalik dan tidak melihat tanda-tanda Daichi mengejarnya. Dia mengatur nafasnya yang masih terengah, dia juga masih bisa merasakan pipinya yang panas.

'biarpun aku selalu berpikir untuk melupakan cintaku, tapi rasanya sulit' Sugawara membatin pada dirinya sendiri. Berulang kali ia mengatai dirinya sendiri payah karena tidak teguh.

"Kalau pun aku jatuh cinta lagi, aku tak boleh mengatakannya dengan mudah kan.." guman Sugawara.

Sugawara berjalan pulang, tiba-tiba dirinya teringat satu hal. Dia lari begitu saja meninggalkan Daichi. Dia lupa belum membayar makanannya. "Ba-bagaimana ini...aku panik dan melupakan hal penting..."

~Extra

Daichi membayar tagihan makannya dan Sugawara. Dia merasa sedih karena dompetnya mendadak tipis.

Yah, salah dirinya juga melakukan tindakan tiba-tiba yang membuat Sugawara panik.

~Tbc

Maafkan bila ada typo 🙏

Love You Once Again || DaiSuga✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang